BAB
I
PENDAHULUAN
Sejalan dengan
visi Indramayu remaja sebagaimana tertuang dalam sapta dharma pesona untuk
memajukan pendidikan yang maju dan mandiri di Indramayu.
Berkenaan
dengan hal tersebut di atas Pendidikan sangat penting dan strategis untuk menciptakan
sumber daya manusia yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
berdaya saing ketat secara kompetetif. Pada setiap festifal ajang lomba, guru
merupakan sosok yang berperan aktif dalam memberikan motivasi, bimbingan,
taktik, dan strategis untuk menggoalkan siswanya dalam lomba.
Untuk
terlaksananya, guru menggoalkan siswa berprestasi di arena lomba dengan baik
perlu disusun secara sistematik dalam persiapan yang matang dan volume latihan ditambah dua kali lipat dari
kebiasaan pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya trik-trik yang jitu.
Menang adalah tujuan utama dengan menjunjung sportifitas sebagai proses lomba
yang baik.
Semoga
usaha yang dilakukan oleh guru dalam menggoalkan siswa berprestasi dapat terwujud, tidak terlepas
dari usaha yang maksimal dan berdo’a, sehingga menghasilkan generasi yang
berpotensi dan berprestasi di bidang akademik maupun non akademik sebagai
harapan bangsa masa depan yang cerah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang.
Festifal kompetensi dan lomba kreatifitas siswa
merupakan wahana bagi siswa untuk berkreasi, berinovasi, berprestasi, dan
kompetensi secara sehat dengan mengedepankan semangat sportifitas yang tinggi.
Tradisi ini perlu dikembangkan secara berkesinambungan. Wahana untuk lomba ini
perlu adanya strategi pembinaan bagi guru untuk membuktikan berapa besar hasil
yang didapat dari sebuah hasil selama proses pembelajaran dan kwalitas
pendidikan. Ajang lomba pada dasarnya untuk meningkatkan pengaruhnya yang
ditimbulkan pada masyarakat agar dapat ada nilai tambah dari sebuah sekolah
pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Tolok ukur sebuah hasil lomba
biasanya berpengaruh pada sekolah itu. Sekolah yang menang dalam lomba akan
banyak siswanya atau diminati oleh masyarakat, sebaliknya sekolah kurang
berprestasi maka akan kurang diminati oleh masyarakat.
Sekarang timbul persoalan apa yang dimaksud “MengGool
Siswa Berprestasi” ? Adalah sebuah pekik
untuk memacu guru dalam bagaimana caranya supaya anak didiknya berprestasi.
Guru bisa harum namanya, bila anak didiknya berhasil dalam lomba. Kepala
Sekolah pun senang pula, semua yang terkait termasuk orang tua siswa senang
pula.
Banyak jalan menuju Roma artinya banyak cara untuk
dilakukan. Guru dituntut untuk berbuat sesuatu agar “ guru banyak menerima
tanda jasa ".
B.
Dasar
Berdasarkan makalah di atas sebagai dasar untuk
memperkuat makalah adalah berpanyungkan hukum, maka dapat diindentifikasikan
bahwa permasalan pokok atau perlu kajian
adalah sebagai berikut :
1. Undang
– undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang
– undang No. 32 tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah.
3. Undang
– undang No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Undang
–undang No. Tahun 2007 tentang Guru dan
Dosen.
5. Undang
– undang No. 7 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
6. DPA
Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu Tahun 2009.
C.
Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai pada sebuah lomba siswa berprestasi :
1. Memberikan
wadah untuk berkreasi, dan berinovasi bagi siswa dan guru dengan mengedepankan
jiwa sportifitas dalam mengembangkan diri secara oftimal sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Memfasilitasi
siswa dalam mengembangkan bakat dan
minatnya sehingga dapat berkreasi dan berinovasi dengan kemampuanya.
3. Memberi
motivasi dan bimbingan yang terus menerus dalam mengembangkan dan mengungkapkan
gagasan, nalar dan imajinasi sehingga sehingga dapat memacu semangat belajar
kritis, kreatif dan produktif.
4. Ajang
gengsi dalam mengambil suatu keputusan pada lomba, memberi selamat bagi
pemenang dan mengakuinya, semangat berbuat dan sportifitas yang dijunjungnya
pada sebuah lomba.
5. Silaturrahmi
antar sesama siswa dan guru untuk dijadikan percontohan dari sebuah hasil
proses pembelajaran.
6. Mendapatkan
pengalaman baru yang didapat dari lomba, karena pengalaman adalah guru yang
terbaik.
D.
Tema
Dengan
festival kompetensi lomba siswa berpretasi dan kreatifitas tema secara umum
adalah agar siswa kita belajar menjunjung Sportifitas. Gali Kemampuan Diri pada
anak didik untuk berprestasi menuju manusia Indonesia yang Cerdas, Kreatif,
berbudaya, dan berdaya saing yang dapat diandalkan.
Tema
khusus pada lomba adalah ingin mendapatkan kemenangan dengan menjunjung
sportifitas, jujur, dan tidak curang.
E.
Jenis
Jenis
lomba yang dilombakan adalah bermacam-macam secara garis besar lomba dibagi dua
yaitu ada lomba akademik dan non akademik. Ada lomba
kretifitas dan lomba ketangkasan serta ilmu
pengetahuan.
F.
Jumlah
Peserta
Peserta lomba pada sebuah lomba menurut O. Sutarman (2007) “adalah merupakan siswa – siswi yang terbaik
di masing - masing jenjang sekolah”. Karena keikutsertaan peserta lomba akan
menghasilkan terbaik, maka kwalitas dari lomba akan baik pula. Begitu pun
sebaliknya bila peserta kurang kwalitas maka akan menghasilkan kurang baik
pula. Peserta lomba adalah yang terbaik di sekolah masing-masing agar dapat
mendapat peluang menjadi menang dalam lomba. Mungkin persaingan akan ketat
dalam perolehan nilai atau skor. Sportifitas lah yang dijunjungnya.
Bagi sekolah yang akan mengirimkan peserta terlebih
dahulu Peserta sebelumnya dididik
khusus, guru membimbing secara intensif dan kontinu. Penambahan jam belajar
ditambah. Volume ujian soal - sola dan variasi diberikan dengan bimbingan
super.
Siswa – siswi yang ikut lomba adalah jawara – jawara
terbaik. Mereka disamping jam belajar ditambah juga diberikan trik – trik
khusus, misalkan nutrisi penambah otak, dan senam otak untuk mensinergikan otak kanan dan otak kiri agar
oftimal dalam berfikir.
BAB
II
PETUNJUK
TEKNIS
A.
Peserta
lomba
Peserta lomba siswa berprestasi menurut Winarno
Surakhmad (1977)
“adalah
siswa yang terbaik di sekolah”. Pengambilan siswa terbaik diambil dari beberapa
siswa hasil dari bimbingan khusus siswa
sebelumnya. Siswa – siswa dari kelas v (lima) diberikan latihan secara terus
menerus dengan bimbingan dan motivasi oleh guru.
Dari 20 ( dua
puluh ) siswa ditest kemudian diambil 10 ( sepuluh ) besar, dari 10 ( sepuluh )
besar di test menjadi 5 ( lima ), dan 5 ( lima) dirangking satu, dua, tiga,
empat, dan lima. Masing – masing ke-lima siswa tersebut manakah yang paling
menonjol dari bidang studi, serta evaluasi dan bimbingan khusus.
B.
Tehnik
Pelaksanaan
Tehnik
pelaksanaan lomba siswa berprestasi dilakukan dengan dua cara :
1. Konsep
belajar.
Menurut
Gagne (1984) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat tiga
atribut pokok yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.
2. Prinsip
belajar.
Menurut
Ratna
Dahar ( 1989 )” prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang pegangan
di dalam pelaksanaan kegiatan belajar”. Sebagai suatu hukum prinsip belajar akan menentukan proses dan
hasil belajar melalui motivasi, perhatian, aktifitas, unpan balik, dan
perbedaan individual.
Siswa – siswi yang ikut lomba adalah jawara – jawara
terbaik. Mereka disamping jam belajar ditambah juga diberikan trik – trik
khusus, misalkan nutrisi penambah otak,
dan senam
otak untuk mensinergikan otak kanan dan otak kiri agar oftimal dalam
berfikir. Untuk tehnik atau cara menggoalkan siswa berprestasi adalah sebagai
berikut :
1. Pemilihan
dari anak-anak yang tergolong keluarga pandai.
2. Penambahan
makanan bergizi, vitamin, dan nutrisi otak misalkan cerebrovith.
3. Senam
otak dengan gerakan tangan dan mata melihat ke ujung tangan berputar, ujung
tangan ditekuk membentuk siku-siku, pelan-pelan tangan berputar membuat dan
membentuk angka delapan dari kiri kenan atau sebaliknya. Senam otak ini
dilakukan 20 ( dua puluh) kali pagi dan sore. Tujuannya adalah untuk merangsang
otak untuk kerjasama antara otak kanan dan kiri.
Gambar
senam otak
4. Penambahan
volume belajar dua kali lipat dari biasanya.
5. Cara
kerja menjawab soal dengan kecepatan maksimal (20) dua puluh detik untuk
tiap-tiap soal.
6. Memberikan
motivasi dan merangsang anak untuk berbuat yang terbaik.
7. Menjanjikan
hadiyah bila mana akan dapat juara.
C.
Peluang
dan kesempatan
Peluang dan kesempatan menurut “Mulyana AZ. ( 2001: 180)
“ probabilitas disebutkan juga dengan nilai kemungkinan atau sebagai peluang “
Dalam kehidupan sehari-hari sesuatu rasanya mungkin saja dapat terjadi sedang
dalam dunia. Untuk meneliti kemungkinan suatu kejadian dapat menggunakan sebuah
teori yang dikenal dengan nama teori kemungkinan. Banyaknya melakukan sesuatu
akan berpeluang, sementara kurangnya melakukan sesuatu akan kurang dapat berpeluang
pula ”.
D.
Sumber
Daya
Subino dan Ajat
Sukajat (2003)
mengatakan “ Sumber daya sangatlah penting untuk mencapai suatu
tujuan yang ingin dicapai. Sumber daya manusia dan sumber daya alam akan padu
bila diserasikan secara singkron. Sumber daya manusia dalam hal ini guru yang
berperan penting dalam menggoalkan lomba. Guru adalah membuat strategi,
memotivasi, membimbing, mengarahkan, dan membina agar suksek dalam proses
pembelajaran.
(2007
Nana Sy. Sukmadinata) mengatakan
adanya pengetahuan tambahan tentang aktivitas, Kualitas dan kuantitas dari
peranan guru kelas dalam memotivasi siswa belajar berhasil atau meningkatkan
belajar dalam bidang memotivasi anak untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan gairah belajar bagi siswa, dan semangat
belajar bagi guru, mendidik dalam membina dan membimbing siswa menjadi anak
–anak yang shaleh dan shaleha, berakhlaq mulia, berilmu, berprestasi, serta
pada gilirannya adalah menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, negara, dan agamanya.
E.
Keperpihakan
( dewi fortuna )
Keperpihakan
atau dewi fotuna kata “ Ramayulis, (2005:117) mengatakan “
1. Penentu kelemahan atau kekuatan,
serta kesanggupan siswa dalam memiliki atau menguasai materi yang telah
diterima dalam proses pembelajaran.
2. Penentuan-penentuan yang perlu
direvisi atau diperbaiki, unpannya: metode, materi, alat, tujuan dan
sebagainya.
3. Penentuan kelemahan/kekuatan guru
dalam melaksanakan program pembelajaran.
4. Menyediakan bahan untuk
membimbing pertumbuhan / perkembangan siswa secara individual atau kelompok.
5. Untuk mengetahui seberapa jauh
dasar-dasar yang telah dikuasai siswa.
6. Untuk mengetahui sifat-sifat yang
dimilikinya, dan tingkat kecerdasan siswa.
7. Untuk mengetahui kedudukan
(standing rangking) anak dalam kelompok.
8. Evaluasi dapat digunakan juga
sebagai seleksi di kalangan siswa.
9. Evaluasi dapat memberikan
motivasi belajar terhadap siswa.
10. Hasil evaluasi dapat merupakan
petunjuk bagi guru apakaah metode dan bahan pelajaran yang diberikannya cukup
baik atau tidak.
11. Hasil evaluasi dapat memberikan
motivasi belajar terhadap siswa.
12. Dengan hasil evaluasi, guru dapat
memberikan saran-saran kepada siswa dan orang tua, jalan atau cara yang terbaik
dalam belajar atau bekerja selanjutnya “.
Nana Sy. Sukmadinata (2007)
mengatakan “ keduabelas langkah-langkah tersebut akan terbukti bilamana ada
motto dan tindakan konkrit yang dilakukan oleh guru bersama siswa peserta lomba
adalah sebagai berikut :
1.
RT3
RT3 adalah sebuah motto dengan
kepanjangan ( Rajin, Teliti, Tekun, tidak boleh putus asa ).
2.
BISA
BISA adalah sebuah motto dengan
kepanjangan ( Baca, Intrest, Sering, Analis ).
3.
DUIT
DUIT adalah sebuah motto dengan
kepanjangan ( Doa, Usaha, Ikhlas, Tawakkal ).
Usaha yang semaksimal mungkin
secara terus menerus, ikhlas, berdo’a bertwakkal, maka kesempatan keterpihakan
pasti akan dapat atau dewi portuna (keterpihakan). Man jadda wajadda “Al Hadits “.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Kesimpulan
atau tujuan yang ingin dicapai “Suryadi dkk (2010) mengatakan “adalah :
1. Memberikan
wadah untuk berkreasi, dan berinovasi bagi siswa dan guru SD/MI dengan
mengedepankan jiwa sportivitas dalam mengembangkan diri secara optimal sehingga
dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2. Memfasilitasi
siswa SD/MI dalam mengembangkan bakat dan minatnya sehingga dapat berkreasi dan
berinovasi dengan kemempuannya.
3. Memberi
motivasi bagi siswa SD/MI dalam mengembangkan dan mengungkapkan gagasan, nalar
dan imajinasi sehingga dapat memacu semangat belajar kritis, kreatif dan
produktif.
B.
Saran
– saran dan kritik kontruktif
Saran
– saran dan kritik kontruktif adalah untuk mengedepankan agar dengan festifal
lomba kreatifitas siswa ini kita junjung sportifititas menuju Indonesia cerdas,
kreatif, berbudaya dan berdaya saing. Tiada kesempurnaan tanpa ada kritik yang
membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmo
Mulyoatmojo, 2009, Diklat Penataran Analisa Item, Jakarta, Depdiknas.
Gagne (1984) dan Ratna Wilis Dahar (1989), Strategi
Belajar Mengajar UT, Jakarta, Depdiknas.
H Udin S. Winataputra, ( 2007:2.3-15), Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta,
Depdiknas.
Mulyana, (2001:180), Rahasia Matematika,
Surabaya, Edutama Mulya.
Ramayulis, (2005:117), Metodologi
Pendidikan, Jakarta, Penerbit Kalam Mulia.
Nana Sy.
Sukmadinata, 2007, Teori Dan Bimbingan Kelompok UPI Bandung, Bandung, SPK.
O.
Sutarman,2007, Diklat Tehnik Evaluasi UPI Bandung, Bandung, Rosda.
Rosman
Natwijaya, 2009, Tehnik Penilaian Bimbingan Dan Penyuluhan, Proyek Pengadaan
Guru Jakarta.
Subino
dan Mugiadi, 2003, Tehnik-tehnik Evaluasi Kontruksi Dan Analisa Item UPI
Bandung, Bandung, Efsilon.
Subino
dan Ajat Sukajat, 2003, Tehnik-tehnik Penyuluhan Individu UPI Bandung, Bandung,
Rosda.
Suryadi
dkk, ( 2010), Dikdat Pedoman Pelaksanaa Lomba Berprestasi, Indramayu, PKG
Sindang.
Winarno
Surakhmad, 1977, Tehnik Penilaian Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Guru,
Jakarta, Repelita II.
No comments:
Post a Comment