PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
`
MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR MENGGUNAKAN METODE
DEMONTRASI UNTUK PEMBELAJARAN PENGUKURAN WAKTU PADA
MATEMATIKA DI KELAS
V SDN ARAHAN
KIDUL II
KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh :
AKHMAD NAKIDIN
NIP: 196507032007011011
SEKOLAH DASAR
NEGERI ARAHAN KIDUL II
KECAMATAN ARAHAN
KABUPATEN INDRAMAYU
2011
A. Judul Penelitian
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE
DEMONTRASI UNTUK PEMBELAJARAN PENGUKURAN WAKTU PADA MATEMATIKA
DI KELAS V
SDN ARAHAN KIDUL
II KABUPATEN INDRAMAYU
B. Bidang Kajian
Mata Pelajaran Matematika
C. Latar Belakang
Salah satu Kompetensi Dasar yang
harus diajarkan pada pendidikan matematika di kelas v adalah melakukan operasi hitungan waktu. Berkaitan
dengan setiap perancangan desain prodak hasil alat canggih pengitungan waktu
yang sangat cepat merupakan gendala bagi pendidik, sementara anak didik belum
menguasai betul bagaimana konsep proses penghitungannya. Untuk lebih
mengedepankan pemahaman konsep tentang perhitungan waktu perlu ada penjelasan
yang kongkrit. Perhitungan waktu juga memerlukan metode dalam hal ini adalah
metode demontrasi, tetapi metode demontrasi bukan berarti adalah yang paling
baik, akan tetapi didukung pula dengan metode lain yang relevan. Motivasi pada
siswa sangat penting untuk memberikan semangat belajar agar dapat tepat tujuan
pembelajaran. Proses pembelajaran pada saat berlangsung pun guru dituntut untuk
menggairahkan suasana, menyenangkan, efektif, inovatif, dan menantang.
Menurut Crider, motivasi
adalah sebagai abstrak keinginan yang timbul dari seseorang dan langsung
ditujukan kepada suatu objek. Sedangkan menurut S. Nasution, motivasi adalah
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang
dapat dilakukannya.
Mc Clelland (dalam Gibson,1993;97-100)
mengemukakan teori yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat
banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan yaitu; kebutuhan prestasi (need
for achievement), kebutuhan akan aviliasi (need for affiliation), dan kebutuhan
akan kekuasaan (need for power). Menurutnya bahwa manakala kebutuhan seseorang
sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha
keras memenuhi kebutuhannya.
Menurut Martinis Yamin (2005;157) Motivasi merupakan salah
satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan
tetapi motivasi berhubungan (1) arah prilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha)
setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu: dan (3) Ketahan
prilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berprilaku menurut cara
tertentu.
Menerut Mc.
Donald (dalam Oemar Hamalik,2001;158) mendefinisikan motivasi adalah perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam definisi di atas ini terdapat tiga
unsur yang saling terkait, yaitu; (1) motivasi dimulai dari adanya perubahan
energi dalam pribadi; (2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan; (3) motivasi
ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Menurut Winkel (
1989;94) mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang
berkuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan
kendaraan membawa muatan yang berat. Gambaran dari uraian di atas tadi peneliti
mengungkapkan dan mendefinisikan bahwa motivasi belajar sangat berarti untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang
sesuai dan selaras dengan tujuan pendidikan.
Motivasi belajar
merupakan daya penggerak dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan
kegiatan belajar dan menambah ketrampilan serta pengalaman.
Mc Clelland (dalam Gibson,1993;97-100) mengemukakan teori
yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat banyak kebutuhan
yang diperoleh dari kebudayaan yaitu; kebutuhan prestasi (need for
achievement), kebutuhan akan aviliasi (need for affiliation), dan kebutuhan
akan kekuasaan (need for power). Menurutnya bahwa manakala kebutuhan seseorang
sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha
keras memenuhi kebutuhannya.
Lester D crow dan Alice Crow mendefinisikan learning is the
acuquistion of habits, knowledge and attitudes belajar adalah upaya untuk
memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap.
Henry E Garret dalam
General Psycologi mengatakan : learning is the process whits, as result of
training and experience, lead to new or chang responses. Menurut Garrett
bahwa belajar proses berlangsung dalam
jangka waktu lama malalui latihan maupun pengalaman yang membawa perubahan diri
mereaksi terhadap sesuatu perangsang tertentu.
Menurut teori Gestal, bahwa dalam belajar pemahaman atau
pengertian memegang peranan amat penting bagi tuntunannya kegiatan belajar.
Carl Rogers berpendapat
bahwa belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas,
berkenyakinan bahwa anak termasuk mahluk yang unik, beragam, berbeda antara
satu dengan lainnya. Prinsif-prinsif belajar menurutnya adalah : (1) Hasrat
untuk belajar; (2) Belajar bermakna; (3) Belajar tanpa hukuman; (4) Belajar
dengan inisiatif sendiri; dan (5) Belajar dan perubahan.
Menurut Subandi HS belajar itu adalah (1) mempunyai arah
dalam mengemban kreatifitas; (2) Target tertentu setelah mempelajari; (3)
Menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum; dan (4) Waktu dan
tenaga tidak tersita. Setelah belajar selasai perlu diamati pada unsur-unsur
yaitu: a. Jelas siapa yang berubah; b. Jelas perubahannya (dari yang tidak bisa
menjadi bisa); c. Jelas kapan perubahan tingkah laku; d. Perubahan yang lajim
ditunjukkan secara kuantitatif; dan e. Jelas cara mengukurnya.
Bagi sekolah
yang maju di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang baik serta terdapat
guru-guru memotivasi siswanya dengan baik juga. Sekolah yang faforit biasanya
terdapat siswa yang banyak karena masyarakat selektif untuk memasukkan anak
agar kelak menjadi lulusan terbaik.
Sekolah Dasar
Negeri Arahan Kidul II di Desa Arahan Kidul Kecamatan Arahan Kabupaten
Indramayu. Tempat wahana pendidikan yang
strategis untuk menciptakan lulusan yang handal. Tenaga pendidik yang
propesional dan etos kerja serta kinerja yang handal sangat baik untuk
terciptanya anak –anak yang pintar dan cerdas. Dukungan masyarakat sangat
dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran.
Data yang
didapat dari sekolah tersebut jumlah siswa 238 dengan tenaga guru kelas ada
enam, seorang guru agama , dan seorang guru olah raga, serta seorang Kepala
Sekolah yang ada cukup untuk memungkinkan meningkatkan prestasi siswa. Pada
kelas V SD Negeri Arahan Kidul II berjumlah 40 siswa. Hasil tes awal menunjukkan
hasil nilai tugas sekitar 67,5 % siswa
tidak mampu memperoleh nilai 56 sebagai batas nilai kriteria ketuntasan
minimal.
Dari pengamatan
terhadap proses pembelajaran dan hasil tes awal proyeksi diketahui yang
menyebabkan sebagian siswa merasa kesulitan dalam proses pemahaman atau
transformasi dari bentuk tiga dimensi (pemahaman) pemikiran merubah ke dalam
bentuk dua dimensi pada soal aplikasi. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan anak
tidak terbiasa menggunakan cara berpikir dengan belahan otak kanan yang
mempunyai spesialisasi kesadaran sepesial, pengenalan bentuk pola pikir dan
ingatan, sedangkan otak kiri cenderung pola pikir yang bersifat musik, seni,
dan kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi ( Quantum Learning, 2002:38).
Menghadapi
kesulitan siswa atau permasalahan seperti itu tentu bukan pekerjaan yang mudah,
bukan? Bagi seorang guru kelas harus
dapat mengatasi untuk memilih dan memilah terutama motivasi dan cara belajar
dengan menggunakan metode demontrasi dan metode lain yang relevan. Kearifan,
kecerdasan, kreativitas mutlak diperlukan bagi seorang guru untuk belajar dari
pengalamannya mengajar bertahun-tahun, sehingga dapat menemukan atau
menciptakan suatu cara untuk membantu siswa dalam rangka memecahkan kesulitan
yang dihadapi siswa.
Oleh karena itu
peneliti ingin menciptakan sedikit memberi warna yang berbeda, bagaimana cara
meningkatkan motivasi belajar siswa? Sudahkah agar anak didik dapat belajar
dengan baik? Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, seorang guru kelas
sangat membutuhkan (need) dalam proses pembelajaran dan meningkatan belajar
siswa keseharian.
Hal ini peneliti
berkeinginan untuk megungkapkan permasalahan atau kasus yang terjadi pada salah
satu sekolah dimungkinkan untuk diteliti, sehingga peneliti memberi judul “ Meningkatkan
motivasi belajar menggunakan metode demontraasi untuk pembelajara pengukuran
waktu pada matematika di kelas V SD Negeri Arahan Kidul II Kecamatan Arahan
Kabupaten Indramayu.
Siswa akan
termotivasi untuk belajar jika mereka
disediakan materi, kegiatan baru atau gagasan murni atau asli dan berbeda dari
biasanya. Kegiatan pembelajaran akan
berjalan dengan baik jika guru memberikan latihan, ulangan, perbaikan dan
pengayaan serta memotivasi peserta didik yang sesuai dengan kemampuan IQ-nya.
Motivasi
berkembang mengikuti aktivitas belajar. Bagaimana cara mencari penambahan perubahan
prilaku dari yang kurang menjadi baik dalam proses pembelajaran selalu diteliti
secara intensif dan kontinunitas.
Setiap orang
akan percaya bahwa berprilaku dengan cara tertentu ia akan memperoleh hasil
yang diinginkan. Hasil dari motivasi akan berdampak pada pribadi siswa itu
sendiri. Apakah dengan motivasi belajar siswa akan berupaya meningkat hasil
belajar dari sebelumnya atau tidak sama sekali.
Dengan usaha
yang maksimal seorang guru kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa akan
bersungguh-sungguh dan selalu melaksanakan dengan perasaan oftimisme. Kendala
itu pasti ada akan tetapi terus dicari jalan keluar yang terbaik dan tidak
boleh putus asa.
D. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar kelakang masalah
yang telah dikemukakan di atas bahwa kemampuan anak dalam menguasai pengukuaran
waktu dibutuhkan apresiasi rajin, teliti, tekun, dan tak boleh putus asa dalam
mengerjakan soal-soal matematika. Penggunaan metode demontrasi pada
pembelajaran pengukuran waktu mata pelajaran matematika bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar yang semaksimal mungkin, dengan guru memberi
motivasi yang maksimal pula diharapakan ada perubahan yang signifikan dalam
nilai. Proyeksi dalam karya tulis ini
hanya dibatasi kepada penggunaan peningkan motivasi belajar saja.
1.
Apakah dengan
penggunaan metode demontrasi motivasi belajar dapat meningkat ?
2.
Seberapa besar
penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan motivasi belajar ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan
yang diharapakan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan
motivasi belajar dalam pengukuran waktu.
2. Mengetahui
seberapa besar penggunaan metode denontrasi dapat meningkatkan motivasi
belajar.
F. Manfaat Penelitian
Melalui
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diperoleh manfaat :
1. Bagi
siswa
Dari hasil Penelitian
ini anak dapat meningkatkan motivasi belajar menggunakan metode demontrasi
untuk pembelajaran pengkuran waktu.
2. Bagi
Guru
Guru diharapakan dapat
menambah hasanah metoda lain yang sesuai pada pembelajaran dan dapat
mengembangkan pengunaan metode-metode yang tepat guna.
3. Bagi
Sekolah
Sekolah diharapkan
termotivasi untuk memberikan proses pembelajaran-pembelajaran yang baik dengan
memberi pujian bagi anak yang telah dan akan berprestasi.
G. Landasan Teori
1.
Motivasi
a.
Mc Clelland (dalam Gibson,1993;97-100)
mengemukakan teori yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat
banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan yaitu; kebutuhan prestasi (need
for achievement), kebutuhan akan aviliasi (need for affiliation), dan kebutuhan
akan kekuasaan (need for power). Menurutnya bahwa manakala kebutuhan seseorang
sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha
keras memenuhi kebutuhannya.
b.
Menurut Martinis Yamin
(2005;157) Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para
ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan (1) arah
prilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih
mengikuti tindakan tertentu: dan (3) Ketahan prilaku, atau beberapa lama
seseorang itu terus menerus berprilaku menurut cara tertentu.
c.
Menerut Mc. Donald
(dalam Oemar Hamalik,2001;158) mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam definisi di atas ini terdapat tiga unsur
yang saling terkait, yaitu; (1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi
dalam pribadi; (2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan; (3) motivasi
ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
d.
Menurut Winkel (
1989;94) mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang
berkuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan
kendaraan membawa muatan yang berat. Gambaran dari uraian di atas tadi peneliti
mengungkapkan dan mendefinisikan bahwa motivasi belajar sangat berarti untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang
sesuai dan selaras dengan tujuan pendidikan.
e.
Motivasi belajar
merupakan daya penggerak dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan
kegiatan belajar dan menambah ketrampilan serta pengalaman.
2.
Belajar
a. Mc Clelland (dalam Gibson,1993;97-100)
mengemukakan teori yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat
banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan yaitu; kebutuhan prestasi (need
for achievement), kebutuhan akan aviliasi (need for affiliation), dan kebutuhan
akan kekuasaan (need for power). Menurutnya bahwa manakala kebutuhan seseorang
sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha
keras memenuhi kebutuhannya.
b. Lester
D crow dan Alice Crow mendefinisikan learning is the acuquistion of habits,
knowledge and attitudes belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiayasaan-kebiayasaan
pengetahuan dan sikap.
c. Henry
E Garret dalam General Psycologi mengatakan : learning is the process whits, as
result of training and experience, lead to new or chang responses. Menurut
Garrett bahwa belajar proses berlangsung
dalam jangka waktu lama malaui latihan maupun pengalaman yang membawa perubahan
diri mereaksi terhadap sesuatu perangsang tertentu.
d. Menurut
teori Gestal, bahwa dalam belajar pemahaman atau pengertian memegang peranan
amat penting bagi tuntunannya kegiatan belajar.
e. Carl Rogers
berpendapat bahwa belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar
bebas, berkenyakinan bahwa anak termasuk mahluk yang unik, beragam, beerbeda
antara satu dengan lainnya. Prinsif-prinsif belajar menurutnya adalah : (1)
Hasrat untuk belajar; (2) Belajar bermakna; (3) Belajar tanpa hukuman; (4)
Belajar dengan inisiatif sendiri; dan (5) Belajar dan perubahan.
f. Menurut
Subandi HS belajar itu adalah (1)
mempunyai arah dalam mengemban kreatifitas; (2) Target tertentu setelah
mempelajari; (3) Menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum; dan
(4) Waktu dan tenaga tidak tersita. Setelah belajar selasai perlu diamati pada
unsur-unsur yaitu: a. Jelas siapa yang berubah; b. Jelas perubahannya (dari
yang tidak bisa menjadi bisa); c. Jelas kapan perubahan tingkah laku; d.
Perubahan yang lajim ditunjukkan secara kuantitatif; dan e. Jelas cara
mengukurnya.
3. Metode
demontrasi
Istilah Metode Demontrasi dalam
pembelajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya
penjelasan verbal (badan) dengan suatu kerja fisik ayau pengoperasian peralatan
barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peraltan itu telah
dicoba lebih dahulu sebelum didemontrasikan. Orang yang mendemontrasikan (guru,
peserta didik, orang dianggap perlu) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang
sesuatu yang akan didemontrasikan. Dalam pembelajaran-pembelajaran ada sedikit
atau banyak metode ini ada dan pasti ada digunakan. Tentunya metode demontrasi
ada kelebihan dan ada pula kekurangan.
Beberapa keuntungan dari metode demontrasi
adalah:
a. Keaftipam
peserta didik akan bertambah, lebih-lebih peserta didik diikut sertakan.
b. Pengalaman
peserta didik bertambah karena turut membantu pelaksanaan suatu demontrasi
sehingga menerima pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya.
c. Pelajaran
yang diberikan lebih tahan lama. Peserta didik bukan hanya mendengar suatu
uraian dari guru saja akan tetapi juga memperhatikan turut serta dalam
demontrasi.
d. Pengertian
lebih cepat dicapai.
e. Perhatian
peserta didik dapat dipusatkan dalam satu titik fokus materi yang dianggap
perlu dan penting untuk diamati.
f. Mengurang
kesalahan-kesalahan. Kesalafahaman atau
informasi yang kurang akurat dapat diperbaiki.
g. Beberapa
masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam peserta didik dapat
terjawab pada waktu mengamati demontrasi.
h. Menghingdari
“coba-coba dan gagal” yang banyak memakan waktu belajar, disamping praktis dan
fungsional, khususnya peserta didik yang ingin berusaha mengamati secara
lengkap dan teliti atau jalannya sesuatu.
Beberapa
kekurang dari metode demontrasi adalah :
a. Metode
ini mempunyai kemampuan yang optimal dari pendidik untuk itu perlu persiapan
yang matang.
b. Sulit
dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan yang cukup.
Suatu metode demontrasi yang baik membutuhkan persiapan
yang teliti dan cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak
tergantung dari pengalaman yang telah dilalui dan kepada macam atau demontrasi
apa yang ingin disajikan. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa dilakukan
demontrasi yang baik diperlukan :
a. Perumusan
tujuan pembelajaran secara khusus dan jelas.
b. Menetapkan
garis langkah-langkah demontrasi yang akan dilaksanakan.
c. Mempertimbangkan
waktu yang dibutuhkan.
d. Selam
demontrasi berlangsunganda dapat mempertanyaan pada diri sendiri.
e. Mempertimbangkan
penggunaan alat bantupembelajaran.
f. Menetapkan
rencana menilai kemajuan siswa.
H.
Metodologi
Penelitian
1.
Perencanaan
Penelitian
Perencanaan Penelitian
meliputi :
a. Tempat
dan Subjek penelitian
Penelitian dilaksanakan
di SD Negeri Arahan Kidul II Kabupaten Indramayu dengan subjek penelitian kelas
V semester ganjil pelajaran matematiaka Tahun Pelajaran 2011-2012
b. Waktu
Penelitian
Penelitian dilaksanakan
selama 3 bulan dimulai bulan juli sampai dengan September 2011.
c. Metode
dan Model Penelitian
Metode atau model
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang
meliputi rencana, tindakan, pengamatan dan repleksi yang akan dilakukan secara
siklus.
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas akan dilakukan secara periodik menjadi dua siklus dengan empat
kali pertemuan dengan formulasi sebagai berikut :
a. Perencanaan
awal yang merupakan hasil rumusan permasalahan yang telah dan akan dikaji
kemudian disimulasikan dengan siswa dan teman sejawat sebagai parner.
b. Pelaksanaan
tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan melaksanakan pembelajaran paikem.
c. Observasi
yang melibatkan teman sejawat untuk bekerjasama terhadap respon dan tindakan
yang dilakukan pada saat pembelajaran.
d. Repleksi
atau tindakan hasil observasi yang telah dilakukan sebagai dasar penyusunan
perencanaan berikutnya.
3.
Prosedur
Penelitian
Penggunaan
metode dalam penelitian ini pada Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action
Research ) yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran yang dilakasanakan sehari-hari oleh guru. Pada dasarnya adalah
bertujuan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih baik.
Prosedur
penelitian atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui olah
beberapa tahap secara berkesinambungan, menelaah, menganalisa, dan merepleksikan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
terhadap rangcangan tindakan prepentif selanjutnya. Adapun model penelitian
yang akan sampaikan adalah penelitian deskriptif akan dilakukan perumusan,
menentukan jenis, pengumpulan, pengolahan dan pengambilan kesimpulan dari seluruh data yang ada dan valid.
4.
Analisa
Data
Setelah data terkumpul,
langkah selanjutnya adalah melakukan analisis. Data yang valid dan realibel diperoleh
peneliti dari hasil pengumpulan data yang valid dan realibel pula. Oleh sebab
itu, data yang kurang valaid, realibel, dan kurang lengkap, sebaiknya dibuang
saja. Jangan digunakan agar tidak merusak atau mengganggu jalannya penelitian.
( Suryadibrata, 1983) untuk keperluan analisisi data yang baik, selayaknya
peneliti memperhatikan dan mempertimbangkan secara matang mengenai jenis skala
data dan dirancang oleh peneliti.
I.
Sistematika
Penulisan
Simtematika
penulisan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) terdiri dari lima bab dengan
rincian sebagai berikut :
LEMBAR
PERSETUJUAN
ABSTRAKASI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penelitian
D. Manfaat
Penelitian
BAB II KAJIAN
TEORI DAN PUSTAKA
A. Motivasi
B. Belajar
dan Pembelajaran
C. Metode
Demontrasi
D. Evaluasi
E. Kerangka
Berpikir
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
A. Lokasi
dan Waktu Penelitian
B. Subjek
Penelitian
C. Prosedur
Penelitian
D. Instrumen
Penelitian
E. Analisis
Data
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN
DARTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
J.
Jadwal
Penelitian dan Rencana Anggaran
1.
Jadwal
Kegiatan
Untuk mempermudah
pelaksanaan dan mengkontrol penelitian dapat disusun jadwal kegiatan penelitian
sebgai berikut :
no.
|
Uraian
Kegiatan
|
|
|
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
Persiapan
Penulisan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pelaksanan
Pembelajaran Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Repleksi
Pembelajaran Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Repleksi
Pembelajaran Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Penyusunan
Laporan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
Penyerahan
Laporan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
Penyusunan
jurnal Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
|
Penulisan
Artikel
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10.
|
Kegiatan
Bimbingan dan Konsultasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Rencana
Anggaran
No.
|
Uraian
|
Satuan
|
Jumlah
|
1.
|
Biaya
Pendaftaran
1.
Pelatihan PTK 2 hari
2.
Pendampingan selama 3 bulan
3.
Seminar hasil satu hari
4.
Pendampingan penulisan artikel
5.
Editing artikel
6.
Penerbitan jurnal
7.
Admnistrasi
8.
Biaya komunikasi
|
125.000
200.000
300.000
200.000
100.000
150.000
100.000
50.000
|
250.000
600.000
300.000
200.000
100.000
150.000
100.000
50.000
|
2.
|
Biaya
Operasioanal
1.
Kertas 2 rim ( 1 rim 70 gr dan 80 gr )
2.
Trinta printer 2 tube
3.
Plasdish 4 GB 1 buah
4.
Bolpoint 2 buah
5.
Pencil 2B 2 buah
6.
CD RW 3 buah
7.
Map 12 buah
|
35.000
35.000
100.000
5.000
5.000
5.000
10.000
|
70.000
70.000
100.000
10.000
10.000
10.000
12.000
|
3.
|
Biaya
Perjalanan
|
|
|
4.
|
Biaya lain-lain
1.
Dokumentasi
2.
Pembuatan laporan
3.
Foto kopi dan penjilidan
|
100.000
150.000
200.000
|
100.000
150.000
110.000
|
Jumlah
|
|
2.500.000.
|
Daftar
Pustaka
Ali Mohmmad, 1993, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, 2007, Bandung, PT Remaja Rosdakaraya.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, 2001, Bandung, Penerbit
Bumi Aksara.
Harjanto,
Perencanaan Pengajaran, 2003, Jakarta, Penerbit Aksara.
H Hamzah
B. Uno, Teori Motivasi & Pengulurannya, 2006, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Hendiyat
Soetopo & Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi, Jakarta, 1984, Penerbit Aksara.
I.G.A.K Wardani,
Pemantapan Kemampuan Mengajar, 2007, Jakarta, PT UT.
Jamal Ma’mur
Asmari, Penelitian Pendidikan, 2011, Jogjakarta, DIVA Press.
Indra Djati Sidi, 2005, Paket Pelatihan Awal PAKEM, Jakarta,
Departemen Pendidikan Nasioanal.
-
2005, Paket Pelatihan Lanjutan PAKEM, Jakarta,
Departemen Pendidikan Nasioanal
Martinis Yamin,
(2005:157). Propesionalisasi Guru & Impplementasi, Jakarta, Penerbit GP. Pres.
Moh. Uzer
Usman,(1995:27-41).Menajdi Guru Propesional, Bandung, Penerbit: PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah,
(2001.C.6). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, h 89-92.
Nana Sudjana,
Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 1989, Bandung, Penerbit PT Remaja
Rosda Karya.
Oemar Hamalik,
Pendidikan Guru, Jakara, 2002. Penerbit Aksara.
Pendidikan Guru Berdasarkan
Pendekatan Kompetensi,
Ramayulis,
(2005:117).Metodologi P.A.I, Jakarta, Penerbit Kalam Mulia.
Sardiman A.M,
(2007:125). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Penerbit PT Raja Grafindo Persada. h
20. c.1.s
S. Nasution
(2006:12). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar , Jakarta, Penerbit Bumi
Aksara, h 18-29.
Syaikh Muhammad
Said Mursi, Seni Mendidik Anak, 2006, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Syamsu Yusuf &
A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Konseling, 2006, Bandung, Penerbit PT
Remaja Rosda Karya.
Slameto, Belajar
& Fokto-Faktor yang Mempengaruhinya, 2003, Jakarta, Penerbit Reneka Cipta.
Suharsimi Arikunto,
(1990).Prosedur Penelitian, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.
- Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,
2007, Jakarta,
PT Bumi Aksara.
Susilo, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta, Pustaka Book
Publiser.
Umar Tirtarahardja,
Pengantar Pendidikan, 2005, Jakarta, Penerbit PT Asdi Mahasatya.
UU no. 20 Thn 2003,
Sistem Pendidikan Nasioanal : 2006, Bandung,
CV Nuansa Aulia,C1.
Vincent
Gaspersz, (1989).Statistika, Bandung, Penerbit CV Armico.
Winkel, WS, (1996).
Psikologi belajar, Jakarta. Penerbit Gramedia, Widiasarana Indonesia.
No comments:
Post a Comment