Monday, 2 November 2015

Proposal PTK







PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

`

MENINGKATKAN   MOTIVASI   BELAJAR   MENGGUNAKAN   METODE   DEMONTRASI UNTUK PEMBELAJARAN PENGUKURAN WAKTU PADA
MATEMATIKA  DI  KELAS  V  SDN  ARAHAN  KIDUL  II
KABUPATEN   INDRAMAYU



Oleh :

AKHMAD NAKIDIN
NIP: 196507032007011011






SEKOLAH DASAR NEGERI ARAHAN KIDUL II
KECAMATAN ARAHAN KABUPATEN INDRAMAYU
2011



A.    Judul Penelitian


MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGUNAKAN   METODE   DEMONTRASI UNTUK PEMBELAJARAN PENGUKURAN WAKTU PADA  MATEMATIKA  DI  KELAS  V  SDN  ARAHAN  KIDUL  II KABUPATEN   INDRAMAYU


B.     Bidang Kajian

Mata Pelajaran Matematika

C.    Latar Belakang

Salah satu Kompetensi Dasar yang harus diajarkan pada pendidikan matematika di kelas v adalah melakukan operasi hitungan waktu. Berkaitan dengan setiap perancangan desain prodak hasil alat canggih pengitungan waktu yang sangat cepat merupakan gendala bagi pendidik, sementara anak didik belum menguasai betul bagaimana konsep proses penghitungannya. Untuk lebih mengedepankan pemahaman konsep tentang perhitungan waktu perlu ada penjelasan yang kongkrit. Perhitungan waktu juga memerlukan metode dalam hal ini adalah metode demontrasi, tetapi metode demontrasi bukan berarti adalah yang paling baik, akan tetapi didukung pula dengan metode lain yang relevan. Motivasi pada siswa sangat penting untuk memberikan semangat belajar agar dapat tepat tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran pada saat berlangsung pun guru dituntut untuk menggairahkan suasana, menyenangkan, efektif, inovatif, dan menantang.
                  Menurut Crider, motivasi adalah sebagai abstrak keinginan yang timbul dari seseorang dan langsung ditujukan kepada suatu objek. Sedangkan menurut S. Nasution, motivasi adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.
        Mc Clelland (dalam Gibson,1993;97-100) mengemukakan teori yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan yaitu; kebutuhan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan aviliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Menurutnya bahwa manakala kebutuhan seseorang sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhannya.
         Menurut Martinis Yamin (2005;157) Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan (1) arah prilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu: dan (3) Ketahan prilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berprilaku menurut cara tertentu.
Menerut Mc. Donald (dalam Oemar Hamalik,2001;158) mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam definisi di atas ini terdapat tiga unsur yang saling terkait, yaitu; (1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi; (2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan; (3) motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Menurut Winkel ( 1989;94) mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang berkuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa muatan yang berat. Gambaran dari uraian di atas tadi peneliti mengungkapkan dan mendefinisikan bahwa motivasi belajar sangat berarti untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dan selaras dengan tujuan pendidikan.
Motivasi belajar merupakan daya penggerak dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan serta pengalaman.
         Mc Clelland (dalam Gibson,1993;97-100) mengemukakan teori yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan yaitu; kebutuhan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan aviliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Menurutnya bahwa manakala kebutuhan seseorang sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhannya.
         Lester D crow dan Alice Crow mendefinisikan learning is the acuquistion of habits, knowledge and attitudes belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap.
Henry E Garret dalam General Psycologi mengatakan : learning is the process whits, as result of training and experience, lead to new or chang responses. Menurut Garrett bahwa  belajar proses berlangsung dalam jangka waktu lama malalui latihan maupun pengalaman yang membawa perubahan diri mereaksi terhadap sesuatu perangsang tertentu.
         Menurut teori Gestal, bahwa dalam belajar pemahaman atau pengertian memegang peranan amat penting bagi tuntunannya kegiatan belajar.
Carl Rogers berpendapat bahwa belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas, berkenyakinan bahwa anak termasuk mahluk yang unik, beragam, berbeda antara satu dengan lainnya. Prinsif-prinsif belajar menurutnya adalah : (1) Hasrat untuk belajar; (2) Belajar bermakna; (3) Belajar tanpa hukuman; (4) Belajar dengan inisiatif sendiri; dan (5) Belajar dan perubahan.
         Menurut Subandi HS belajar itu adalah (1) mempunyai arah dalam mengemban kreatifitas; (2) Target tertentu setelah mempelajari; (3) Menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum; dan (4) Waktu dan tenaga tidak tersita. Setelah belajar selasai perlu diamati pada unsur-unsur yaitu: a. Jelas siapa yang berubah; b. Jelas perubahannya (dari yang tidak bisa menjadi bisa); c. Jelas kapan perubahan tingkah laku; d. Perubahan yang lajim ditunjukkan secara kuantitatif; dan e. Jelas cara mengukurnya.
Bagi sekolah yang maju di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang baik serta terdapat guru-guru memotivasi siswanya dengan baik juga. Sekolah yang faforit biasanya terdapat siswa yang banyak karena masyarakat selektif untuk memasukkan anak agar kelak menjadi lulusan terbaik.
Sekolah Dasar Negeri Arahan Kidul II di Desa Arahan Kidul Kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu.  Tempat wahana pendidikan yang strategis untuk menciptakan lulusan yang handal. Tenaga pendidik yang propesional dan etos kerja serta kinerja yang handal sangat baik untuk terciptanya anak –anak yang pintar dan cerdas. Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran.
Data yang didapat dari sekolah tersebut jumlah siswa 238 dengan tenaga guru kelas ada enam, seorang guru agama , dan seorang guru olah raga, serta seorang Kepala Sekolah yang ada cukup untuk memungkinkan meningkatkan prestasi siswa. Pada kelas V SD Negeri Arahan Kidul II berjumlah 40 siswa. Hasil tes awal menunjukkan hasil nilai tugas  sekitar 67,5 % siswa tidak mampu memperoleh nilai 56 sebagai batas nilai kriteria ketuntasan minimal.
Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil tes awal proyeksi diketahui yang menyebabkan sebagian siswa merasa kesulitan dalam proses pemahaman atau transformasi dari bentuk tiga dimensi (pemahaman) pemikiran merubah ke dalam bentuk dua dimensi pada soal aplikasi. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan anak tidak terbiasa menggunakan cara berpikir dengan belahan otak kanan yang mempunyai spesialisasi kesadaran sepesial, pengenalan bentuk pola pikir dan ingatan, sedangkan otak kiri cenderung pola pikir yang bersifat musik, seni, dan kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi ( Quantum Learning, 2002:38).
Menghadapi kesulitan siswa atau permasalahan seperti itu tentu bukan pekerjaan yang mudah, bukan?  Bagi seorang guru kelas harus dapat mengatasi untuk memilih dan memilah terutama motivasi dan cara belajar dengan menggunakan metode demontrasi dan metode lain yang relevan. Kearifan, kecerdasan, kreativitas mutlak diperlukan bagi seorang guru untuk belajar dari pengalamannya mengajar bertahun-tahun, sehingga dapat menemukan atau menciptakan suatu cara untuk membantu siswa dalam rangka memecahkan kesulitan yang dihadapi siswa.
Oleh karena itu peneliti ingin menciptakan sedikit memberi warna yang berbeda, bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa? Sudahkah agar anak didik dapat belajar dengan baik? Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, seorang guru kelas sangat membutuhkan (need) dalam proses pembelajaran dan meningkatan belajar siswa keseharian.
Hal ini peneliti berkeinginan untuk megungkapkan permasalahan atau kasus yang terjadi pada salah satu sekolah dimungkinkan untuk diteliti, sehingga peneliti memberi judul Meningkatkan motivasi belajar menggunakan metode demontraasi untuk pembelajara pengukuran waktu pada matematika di kelas V SD Negeri Arahan Kidul II Kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu.
Siswa akan termotivasi  untuk belajar jika mereka disediakan materi, kegiatan baru atau gagasan murni atau asli dan berbeda dari biasanya.   Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik jika guru memberikan latihan, ulangan, perbaikan dan pengayaan serta memotivasi peserta didik yang sesuai dengan kemampuan IQ-nya.
Motivasi berkembang mengikuti aktivitas belajar. Bagaimana cara mencari penambahan perubahan prilaku dari yang kurang menjadi baik dalam proses pembelajaran selalu diteliti secara intensif dan kontinunitas.
Setiap orang akan percaya bahwa berprilaku dengan cara tertentu ia akan memperoleh hasil yang diinginkan. Hasil dari motivasi akan berdampak pada pribadi siswa itu sendiri. Apakah dengan motivasi belajar siswa akan berupaya meningkat hasil belajar dari sebelumnya atau tidak sama sekali.
Dengan usaha yang maksimal seorang guru kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa akan bersungguh-sungguh dan selalu melaksanakan dengan perasaan oftimisme. Kendala itu pasti ada akan tetapi terus dicari jalan keluar yang terbaik dan tidak boleh putus asa.


D.    Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar kelakang masalah yang telah dikemukakan di atas bahwa kemampuan anak dalam menguasai pengukuaran waktu dibutuhkan apresiasi rajin, teliti, tekun, dan tak boleh putus asa dalam mengerjakan soal-soal matematika. Penggunaan metode demontrasi pada pembelajaran pengukuran waktu mata pelajaran matematika bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar yang semaksimal mungkin, dengan guru memberi motivasi yang maksimal pula diharapakan ada perubahan yang signifikan dalam nilai.  Proyeksi dalam karya tulis ini hanya dibatasi kepada penggunaan peningkan motivasi belajar saja. 
1.             Apakah dengan penggunaan metode demontrasi motivasi belajar dapat meningkat ?
2.             Seberapa besar penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan motivasi belajar ?


E.     Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapakan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan motivasi belajar dalam pengukuran waktu.
2.      Mengetahui seberapa besar penggunaan metode denontrasi dapat meningkatkan motivasi belajar.

F.     Manfaat Penelitian

Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diperoleh manfaat :
1.      Bagi siswa
Dari hasil Penelitian ini anak dapat meningkatkan motivasi belajar menggunakan metode demontrasi untuk pembelajaran pengkuran waktu.
2.      Bagi Guru
Guru diharapakan dapat menambah hasanah metoda lain yang sesuai pada pembelajaran dan dapat mengembangkan pengunaan metode-metode yang tepat guna.

3.      Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan termotivasi untuk memberikan proses pembelajaran-pembelajaran yang baik dengan memberi pujian bagi anak yang telah dan akan berprestasi.

G.    Landasan Teori

1.         Motivasi

a.        Mc Clelland (dalam Gibson,1993;97-100) mengemukakan teori yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan yaitu; kebutuhan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan aviliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Menurutnya bahwa manakala kebutuhan seseorang sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhannya.
b.      Menurut Martinis Yamin (2005;157) Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan (1) arah prilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu: dan (3) Ketahan prilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berprilaku menurut cara tertentu.
c.       Menerut Mc. Donald (dalam Oemar Hamalik,2001;158) mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam definisi di atas ini terdapat tiga unsur yang saling terkait, yaitu; (1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi; (2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan; (3) motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
d.      Menurut Winkel ( 1989;94) mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang berkuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa muatan yang berat. Gambaran dari uraian di atas tadi peneliti mengungkapkan dan mendefinisikan bahwa motivasi belajar sangat berarti untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dan selaras dengan tujuan pendidikan.
e.       Motivasi belajar merupakan daya penggerak dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan serta pengalaman.

2.      Belajar

a.      Mc Clelland (dalam Gibson,1993;97-100) mengemukakan teori yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan yaitu; kebutuhan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan aviliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Menurutnya bahwa manakala kebutuhan seseorang sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhannya.
b.    Lester D crow dan Alice Crow mendefinisikan learning is the acuquistion of habits, knowledge and attitudes belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiayasaan-kebiayasaan pengetahuan dan sikap.
c.     Henry E Garret dalam General Psycologi mengatakan : learning is the process whits, as result of training and experience, lead to new or chang responses. Menurut Garrett bahwa  belajar proses berlangsung dalam jangka waktu lama malaui latihan maupun pengalaman yang membawa perubahan diri mereaksi terhadap sesuatu perangsang tertentu.
d.    Menurut teori Gestal, bahwa dalam belajar pemahaman atau pengertian memegang peranan amat penting bagi tuntunannya kegiatan belajar.
e.     Carl Rogers berpendapat bahwa belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas, berkenyakinan bahwa anak termasuk mahluk yang unik, beragam, beerbeda antara satu dengan lainnya. Prinsif-prinsif belajar menurutnya adalah : (1) Hasrat untuk belajar; (2) Belajar bermakna; (3) Belajar tanpa hukuman; (4) Belajar dengan inisiatif sendiri; dan (5) Belajar dan perubahan.
f.     Menurut Subandi HS belajar itu adalah (1) mempunyai arah dalam mengemban kreatifitas; (2) Target tertentu setelah mempelajari; (3) Menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum; dan (4) Waktu dan tenaga tidak tersita. Setelah belajar selasai perlu diamati pada unsur-unsur yaitu: a. Jelas siapa yang berubah; b. Jelas perubahannya (dari yang tidak bisa menjadi bisa); c. Jelas kapan perubahan tingkah laku; d. Perubahan yang lajim ditunjukkan secara kuantitatif; dan e. Jelas cara mengukurnya.

3.      Metode demontrasi
       Istilah Metode Demontrasi dalam pembelajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal (badan) dengan suatu kerja fisik ayau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peraltan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemontrasikan. Orang yang mendemontrasikan (guru, peserta didik, orang dianggap perlu) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang akan didemontrasikan. Dalam pembelajaran-pembelajaran ada sedikit atau banyak metode ini ada dan pasti ada digunakan. Tentunya metode demontrasi ada kelebihan dan ada pula kekurangan.
  Beberapa keuntungan dari metode demontrasi adalah:
a.       Keaftipam peserta didik akan bertambah, lebih-lebih peserta didik diikut sertakan.
b.      Pengalaman peserta didik bertambah karena turut membantu pelaksanaan suatu demontrasi sehingga menerima pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya.
c.       Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Peserta didik bukan hanya mendengar suatu uraian dari guru saja akan tetapi juga memperhatikan turut serta dalam demontrasi.
d.      Pengertian lebih cepat dicapai.
e.       Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dalam satu titik fokus materi yang dianggap perlu dan penting untuk diamati.
f.       Mengurang kesalahan-kesalahan.  Kesalafahaman atau informasi yang kurang akurat dapat diperbaiki.
g.      Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam peserta didik dapat terjawab pada waktu mengamati demontrasi.
h.      Menghingdari “coba-coba dan gagal” yang banyak memakan waktu belajar, disamping praktis dan fungsional, khususnya peserta didik yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya sesuatu.

Beberapa kekurang dari metode demontrasi adalah :
a.       Metode ini mempunyai kemampuan yang optimal dari pendidik untuk itu perlu persiapan yang matang.
b.      Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan yang cukup.
Suatu metode demontrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak tergantung dari pengalaman yang telah dilalui dan kepada macam atau demontrasi apa yang ingin disajikan. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa dilakukan demontrasi yang baik diperlukan :
a.       Perumusan tujuan pembelajaran secara khusus dan jelas.
b.      Menetapkan garis langkah-langkah demontrasi yang akan dilaksanakan.
c.       Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan.
d.      Selam demontrasi berlangsunganda dapat mempertanyaan pada diri sendiri.
e.       Mempertimbangkan penggunaan alat bantupembelajaran.
f.       Menetapkan rencana menilai kemajuan siswa.

H.    Metodologi Penelitian
1.      Perencanaan Penelitian
Perencanaan Penelitian meliputi :
a.       Tempat dan Subjek penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Arahan Kidul II Kabupaten Indramayu dengan subjek penelitian kelas V semester ganjil pelajaran matematiaka Tahun Pelajaran 2011-2012

b.      Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan juli sampai dengan September 2011.
c.       Metode dan Model Penelitian
Metode atau model penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang meliputi rencana, tindakan, pengamatan dan repleksi yang akan dilakukan secara siklus.

2.      Pelaksanaan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas akan dilakukan secara periodik menjadi dua siklus dengan empat kali pertemuan dengan formulasi sebagai berikut :
a.       Perencanaan awal yang merupakan hasil rumusan permasalahan yang telah dan akan dikaji kemudian disimulasikan dengan siswa dan teman sejawat sebagai parner.
b.      Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan melaksanakan pembelajaran paikem.
c.       Observasi yang melibatkan teman sejawat untuk bekerjasama terhadap respon dan tindakan yang dilakukan pada saat pembelajaran.
d.      Repleksi atau tindakan hasil observasi yang telah dilakukan sebagai dasar penyusunan perencanaan berikutnya.
3.      Prosedur Penelitian
Penggunaan metode dalam penelitian ini pada Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dilakasanakan sehari-hari oleh guru. Pada dasarnya adalah bertujuan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih baik.
Prosedur penelitian atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui olah beberapa tahap secara berkesinambungan, menelaah, menganalisa, dan merepleksikan sebagai  dasar untuk melakukan perbaikan terhadap rangcangan tindakan prepentif selanjutnya. Adapun model penelitian yang akan sampaikan adalah penelitian deskriptif akan dilakukan perumusan, menentukan jenis, pengumpulan, pengolahan dan pengambilan kesimpulan dari seluruh data yang ada dan valid.

4.      Analisa Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis. Data yang valid dan realibel diperoleh peneliti dari hasil pengumpulan data yang valid dan realibel pula. Oleh sebab itu, data yang kurang valaid, realibel, dan kurang lengkap, sebaiknya dibuang saja. Jangan digunakan agar tidak merusak atau mengganggu jalannya penelitian. ( Suryadibrata, 1983) untuk keperluan analisisi data yang baik, selayaknya peneliti memperhatikan dan mempertimbangkan secara matang mengenai jenis skala data dan dirancang oleh peneliti.
I.       Sistematika Penulisan
Simtematika penulisan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut :
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAKASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB    I           PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian
D.    Manfaat Penelitian

BAB    II         KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A.    Motivasi
B.     Belajar dan Pembelajaran
C.     Metode Demontrasi
D.    Evaluasi
E.     Kerangka Berpikir

BAB    III        METODOLOGI PENELITIAN
A.    Lokasi dan Waktu Penelitian
B.     Subjek Penelitian
C.     Prosedur Penelitian
D.    Instrumen Penelitian
E.     Analisis Data

BAB    IV        HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian
B.     Pembahasan

BAB    V         KESIMPULAN DAN SARAN

DARTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
                                                                                                                

J.      Jadwal Penelitian dan Rencana Anggaran
1.      Jadwal Kegiatan
Untuk mempermudah pelaksanaan dan mengkontrol penelitian dapat disusun jadwal kegiatan penelitian sebgai berikut :

no.

Uraian Kegiatan




1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Persiapan Penulisan Proposal












2.
Pelaksanan Pembelajaran Siklus I












3.
Repleksi Pembelajaran Siklus I












4.
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II












5.
Repleksi Pembelajaran Siklus II












6.
Penyusunan Laporan Penelitian












7.
Penyerahan Laporan Penelitian












8.
Penyusunan jurnal Penelitian












9.
Penulisan Artikel












10.
Kegiatan Bimbingan dan Konsultasi




























2.        Rencana Anggaran
No.
Uraian
Satuan
Jumlah
1.
Biaya Pendaftaran
1.        Pelatihan PTK 2 hari
2.        Pendampingan selama 3 bulan
3.        Seminar hasil satu hari
4.        Pendampingan penulisan artikel
5.        Editing artikel
6.        Penerbitan jurnal
7.        Admnistrasi
8.        Biaya komunikasi

125.000
200.000
300.000
200.000
100.000
150.000
100.000
50.000

250.000
600.000
300.000
200.000
100.000
150.000
100.000
50.000
2.
Biaya Operasioanal
1.        Kertas 2 rim ( 1 rim 70 gr dan 80 gr )
2.        Trinta printer 2 tube
3.        Plasdish 4 GB 1 buah
4.        Bolpoint 2 buah
5.        Pencil 2B 2 buah
6.        CD RW 3 buah
7.        Map 12 buah

35.000
35.000
100.000
5.000
5.000
5.000
10.000

70.000
70.000
100.000
10.000
10.000
10.000
12.000
3.
Biaya Perjalanan


4.
Biaya lain-lain
1.        Dokumentasi
2.        Pembuatan laporan
3.        Foto kopi dan penjilidan

100.000
150.000
200.000

100.000
150.000
110.000
Jumlah

2.500.000.



Daftar Pustaka
Ali Mohmmad, 1993, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, 2007, Bandung, PT Remaja Rosdakaraya.
Hamalik,  Oemar, Proses Belajar Mengajar, 2001, Bandung,  Penerbit  Bumi Aksara.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, 2003, Jakarta, Penerbit Aksara.
H Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengulurannya, 2006, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Hendiyat Soetopo & Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi, Jakarta, 1984, Penerbit Aksara.
I.G.A.K Wardani, Pemantapan Kemampuan Mengajar, 2007, Jakarta, PT UT.
Jamal Ma’mur Asmari, Penelitian Pendidikan, 2011, Jogjakarta, DIVA Press.
Indra Djati Sidi, 2005, Paket Pelatihan Awal PAKEM, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasioanal.
-   2005, Paket Pelatihan Lanjutan PAKEM, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasioanal
Martinis Yamin, (2005:157). Propesionalisasi Guru & Impplementasi,  Jakarta, Penerbit GP. Pres.
Moh. Uzer Usman,(1995:27-41).Menajdi Guru Propesional, Bandung, Penerbit: PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah, (2001.C.6). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, h 89-92.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 1989, Bandung, Penerbit PT Remaja Rosda Karya.
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, Jakara, 2002. Penerbit Aksara.
            Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Ramayulis, (2005:117).Metodologi P.A.I, Jakarta, Penerbit Kalam Mulia.
Sardiman A.M, (2007:125). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Penerbit PT Raja Grafindo Persada. h 20. c.1.s
S. Nasution (2006:12). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar , Jakarta, Penerbit Bumi Aksara, h 18-29.
Syaikh Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, 2006, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Konseling, 2006, Bandung, Penerbit PT Remaja Rosda Karya.
Slameto, Belajar & Fokto-Faktor yang Mempengaruhinya, 2003, Jakarta, Penerbit Reneka Cipta.
Suharsimi Arikunto, (1990).Prosedur Penelitian, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.
         - Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, 2007, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Susilo, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta, Pustaka Book Publiser.
Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, 2005, Jakarta, Penerbit PT Asdi Mahasatya.
UU no. 20 Thn 2003, Sistem Pendidikan Nasioanal : 2006, Bandung, CV Nuansa Aulia,C1.
Vincent Gaspersz, (1989).Statistika, Bandung, Penerbit CV Armico.
Winkel, WS, (1996). Psikologi belajar, Jakarta. Penerbit Gramedia, Widiasarana Indonesia.










 
 




No comments: