Thursday 28 July 2016

Makalah menggoalkan siswa berprestasi di arena lomba dengan baik

menggoalkan siswa berprestasi di arena lomba dengan baik

BAB I

PENDAHULUAN

            Sejalan dengan visi Indramayu remaja sebagaimana tertuang dalam sapta dharma pesona untuk memajukan pendidikan yang maju dan mandiri di Indramayu.

            Berkenaan dengan hal tersebut di atas Pendidikan sangat penting dan strategis untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing ketat secara kompetetif. Pada setiap festifal ajang lomba, guru merupakan sosok yang berperan aktif dalam memberikan motivasi, bimbingan, taktik, dan strategis untuk menggoalkan siswanya dalam lomba.
            Untuk terlaksananya, guru menggoalkan siswa berprestasi di arena lomba dengan baik perlu disusun secara sistematik dalam persiapan yang matang dan volume  latihan ditambah dua kali lipat dari kebiasaan pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya trik-trik yang jitu. Menang adalah tujuan utama dengan menjunjung sportifitas sebagai proses lomba yang baik.
            Semoga usaha yang dilakukan oleh guru dalam menggoalkan siswa  berprestasi dapat terwujud, tidak terlepas dari usaha yang maksimal dan berdo’a, sehingga menghasilkan generasi yang berpotensi dan berprestasi di bidang akademik maupun non akademik sebagai harapan bangsa masa depan yang cerah.








BAB    II
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang.
Festifal kompetensi dan lomba kreatifitas siswa merupakan wahana bagi siswa untuk berkreasi, berinovasi, berprestasi, dan kompetensi secara sehat dengan mengedepankan semangat sportifitas yang tinggi. Tradisi ini perlu dikembangkan secara berkesinambungan. Wahana untuk lomba ini perlu adanya strategi pembinaan bagi guru untuk membuktikan berapa besar hasil yang didapat dari sebuah hasil selama proses pembelajaran dan kwalitas pendidikan. Ajang lomba pada dasarnya untuk meningkatkan pengaruhnya yang ditimbulkan pada masyarakat agar dapat ada nilai tambah dari sebuah sekolah pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Tolok ukur sebuah hasil lomba biasanya berpengaruh pada sekolah itu. Sekolah yang menang dalam lomba akan banyak siswanya atau diminati oleh masyarakat, sebaliknya sekolah kurang berprestasi maka akan kurang diminati oleh masyarakat.
Sekarang timbul persoalan apa yang dimaksud “MengGool Siswa Berprestasi” ?  Adalah sebuah pekik untuk memacu guru dalam bagaimana caranya supaya anak didiknya berprestasi. Guru bisa harum namanya, bila anak didiknya berhasil dalam lomba. Kepala Sekolah pun senang pula, semua yang terkait termasuk orang tua siswa senang pula.
Banyak jalan menuju Roma artinya banyak cara untuk dilakukan. Guru dituntut untuk berbuat sesuatu agar “ guru banyak menerima tanda jasa ".
B.     Dasar
Berdasarkan makalah di atas sebagai dasar untuk memperkuat makalah adalah berpanyungkan hukum, maka dapat diindentifikasikan bahwa permasalan pokok  atau perlu kajian adalah sebagai berikut :
1.      Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.      Undang – undang No. 32 tahun 2004 tentang  Otonomi Daerah.
3.      Undang – undang No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4.      Undang –undang No.  Tahun 2007 tentang Guru dan Dosen.
5.      Undang – undang No. 7 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
6.      DPA Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu Tahun 2009.

C.    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada sebuah lomba siswa berprestasi :
1.      Memberikan wadah untuk berkreasi, dan berinovasi bagi siswa dan guru dengan mengedepankan jiwa sportifitas dalam mengembangkan diri secara oftimal sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2.      Memfasilitasi siswa dalam mengembangkan bakat  dan minatnya sehingga dapat berkreasi dan berinovasi dengan kemampuanya.
3.      Memberi motivasi dan bimbingan yang terus menerus dalam mengembangkan dan mengungkapkan gagasan, nalar dan imajinasi sehingga sehingga dapat memacu semangat belajar kritis, kreatif dan produktif.
4.      Ajang gengsi dalam mengambil suatu keputusan pada lomba, memberi selamat bagi pemenang dan mengakuinya, semangat berbuat dan sportifitas yang dijunjungnya pada sebuah lomba.
5.      Silaturrahmi antar sesama siswa dan guru untuk dijadikan percontohan dari sebuah hasil proses pembelajaran.
6.      Mendapatkan pengalaman baru yang didapat dari lomba, karena pengalaman adalah guru yang terbaik.
D.    Tema 
       Dengan festival kompetensi lomba siswa berpretasi dan kreatifitas tema secara umum adalah agar siswa kita belajar menjunjung Sportifitas. Gali Kemampuan Diri pada anak didik untuk berprestasi menuju manusia Indonesia yang Cerdas, Kreatif, berbudaya, dan berdaya saing yang dapat diandalkan.
       Tema khusus pada lomba adalah ingin mendapatkan kemenangan dengan menjunjung sportifitas, jujur, dan  tidak curang.
E.     Jenis 
Jenis lomba yang dilombakan adalah bermacam-macam secara garis besar lomba dibagi dua yaitu ada lomba akademik dan non akademik. Ada lomba kretifitas dan lomba ketangkasan serta ilmu pengetahuan.
F.     Jumlah Peserta
Peserta lomba pada sebuah lomba menurut O. Sutarman (2007)  “adalah merupakan siswa – siswi yang terbaik di masing - masing jenjang sekolah”. Karena keikutsertaan peserta lomba akan menghasilkan terbaik, maka kwalitas dari lomba akan baik pula. Begitu pun sebaliknya bila peserta kurang kwalitas maka akan menghasilkan kurang baik pula. Peserta lomba adalah yang terbaik di sekolah masing-masing agar dapat mendapat peluang menjadi menang dalam lomba. Mungkin persaingan akan ketat dalam perolehan nilai atau skor. Sportifitas lah yang dijunjungnya.
Bagi sekolah yang akan mengirimkan peserta terlebih dahulu Peserta sebelumnya  dididik khusus, guru membimbing secara intensif dan kontinu. Penambahan jam belajar ditambah. Volume ujian soal - sola dan variasi diberikan dengan bimbingan super.
Siswa – siswi yang ikut lomba adalah jawara – jawara terbaik. Mereka disamping jam belajar ditambah juga diberikan trik – trik khusus, misalkan nutrisi penambah otak, dan senam otak untuk mensinergikan otak kanan dan otak kiri agar oftimal dalam berfikir.




BAB    II
PETUNJUK TEKNIS
A.     Peserta lomba
Peserta lomba siswa berprestasi menurut Winarno Surakhmad (1977)adalah siswa yang terbaik di sekolah”. Pengambilan siswa terbaik diambil dari beberapa siswa hasil dari bimbingan  khusus siswa sebelumnya. Siswa – siswa dari kelas v (lima) diberikan latihan secara terus menerus dengan bimbingan dan motivasi oleh guru.
Dari 20 (  dua puluh ) siswa ditest kemudian diambil 10 ( sepuluh ) besar, dari 10 ( sepuluh ) besar di test menjadi 5 ( lima ), dan 5 ( lima) dirangking satu, dua, tiga, empat, dan lima. Masing – masing ke-lima siswa tersebut manakah yang paling menonjol dari bidang studi, serta evaluasi dan bimbingan khusus.
B.     Tehnik Pelaksanaan
Tehnik pelaksanaan lomba siswa berprestasi dilakukan dengan dua cara :
1.      Konsep belajar.
Menurut Gagne (1984) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat tiga atribut pokok yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.
2.      Prinsip belajar.
Menurut Ratna Dahar ( 1989 )” prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar”. Sebagai suatu hukum  prinsip belajar akan menentukan proses dan hasil belajar melalui motivasi, perhatian, aktifitas, unpan balik, dan perbedaan individual.
Siswa – siswi yang ikut lomba adalah jawara – jawara terbaik. Mereka disamping jam belajar ditambah juga diberikan trik – trik khusus, misalkan nutrisi penambah otak, dan senam otak untuk mensinergikan otak kanan dan otak kiri agar oftimal dalam berfikir. Untuk tehnik atau cara menggoalkan siswa berprestasi adalah sebagai berikut :
1.      Pemilihan dari anak-anak yang tergolong keluarga pandai.
2.      Penambahan makanan bergizi, vitamin, dan nutrisi otak misalkan cerebrovith.
3.      Senam otak dengan gerakan tangan dan mata melihat ke ujung tangan berputar, ujung tangan ditekuk membentuk siku-siku, pelan-pelan tangan berputar membuat dan membentuk angka delapan dari kiri kenan atau sebaliknya. Senam otak ini dilakukan 20 ( dua puluh) kali pagi dan sore. Tujuannya adalah untuk merangsang otak untuk kerjasama antara otak kanan dan kiri.
Gambar senam otak
4.      Penambahan volume belajar dua kali lipat dari biasanya.
5.      Cara kerja menjawab soal dengan kecepatan maksimal (20) dua puluh detik untuk tiap-tiap soal.
6.      Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk berbuat yang terbaik.
7.      Menjanjikan hadiyah bila mana akan dapat juara.

C.    Peluang dan kesempatan
Peluang dan kesempatan menurut “Mulyana AZ. ( 2001: 180) “ probabilitas disebutkan juga dengan nilai kemungkinan atau sebagai peluang “ Dalam kehidupan sehari-hari sesuatu rasanya mungkin saja dapat terjadi sedang dalam dunia. Untuk meneliti kemungkinan suatu kejadian dapat menggunakan sebuah teori yang dikenal dengan nama teori kemungkinan. Banyaknya melakukan sesuatu akan berpeluang, sementara kurangnya melakukan sesuatu akan kurang dapat berpeluang pula ”.

D.    Sumber Daya
Subino dan Ajat Sukajat (2003) mengatakan “ Sumber daya sangatlah penting untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Sumber daya manusia dan sumber daya alam akan padu bila diserasikan secara singkron. Sumber daya manusia dalam hal ini guru yang berperan penting dalam menggoalkan lomba. Guru adalah membuat strategi, memotivasi, membimbing, mengarahkan, dan membina agar suksek dalam proses pembelajaran.
 (2007 Nana Sy. Sukmadinata) mengatakan adanya pengetahuan tambahan tentang aktivitas, Kualitas dan kuantitas dari peranan guru kelas dalam memotivasi siswa belajar berhasil atau meningkatkan belajar dalam bidang memotivasi anak untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan gairah belajar bagi siswa, dan semangat belajar bagi guru, mendidik dalam membina dan membimbing siswa menjadi anak –anak yang shaleh dan shaleha, berakhlaq mulia, berilmu, berprestasi, serta pada gilirannya adalah menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, negara, dan agamanya.

E.     Keperpihakan ( dewi fortuna )
Keperpihakan atau dewi fotuna kata “ Ramayulis, (2005:117) mengatakan “
        1.    Penentu kelemahan atau kekuatan, serta kesanggupan siswa dalam memiliki atau menguasai materi yang telah diterima dalam proses pembelajaran.
        2.    Penentuan-penentuan yang perlu direvisi atau diperbaiki, unpannya: metode, materi, alat, tujuan dan sebagainya.
        3.    Penentuan kelemahan/kekuatan guru dalam melaksanakan program pembelajaran.
        4.    Menyediakan bahan untuk membimbing pertumbuhan / perkembangan siswa secara individual atau kelompok.
        5.    Untuk mengetahui seberapa jauh dasar-dasar yang telah dikuasai siswa.
        6.    Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimilikinya, dan tingkat kecerdasan siswa.
        7.    Untuk mengetahui kedudukan (standing rangking) anak dalam kelompok.
        8.    Evaluasi dapat digunakan juga sebagai seleksi di kalangan siswa.
        9.    Evaluasi dapat memberikan motivasi belajar terhadap siswa.
     10.    Hasil evaluasi dapat merupakan petunjuk bagi guru apakaah metode dan bahan pelajaran yang diberikannya cukup baik atau tidak.
     11.    Hasil evaluasi dapat memberikan motivasi belajar terhadap siswa.
     12.    Dengan hasil evaluasi, guru dapat memberikan saran-saran kepada siswa dan orang tua, jalan atau cara yang terbaik dalam belajar atau bekerja selanjutnya “.
      Nana Sy. Sukmadinata (2007) mengatakan “ keduabelas langkah-langkah tersebut akan terbukti bilamana ada motto dan tindakan konkrit yang dilakukan oleh guru bersama siswa peserta lomba adalah sebagai berikut :
1.      RT3
RT3 adalah sebuah motto dengan kepanjangan ( Rajin, Teliti, Tekun, tidak boleh putus asa ).
2.      BISA
BISA adalah sebuah motto dengan kepanjangan ( Baca, Intrest, Sering, Analis ).
3.      DUIT
DUIT adalah sebuah motto dengan kepanjangan ( Doa, Usaha, Ikhlas, Tawakkal ).
Usaha yang semaksimal mungkin secara terus menerus, ikhlas, berdo’a bertwakkal, maka kesempatan keterpihakan pasti akan dapat atau dewi portuna (keterpihakan). Man jadda wajadda  “Al Hadits “.






BAB    III
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Kesimpulan atau tujuan yang ingin dicapai “Suryadi dkk (2010) mengatakan “adalah :
1.      Memberikan wadah untuk berkreasi, dan berinovasi bagi siswa dan guru SD/MI dengan mengedepankan jiwa sportivitas dalam mengembangkan diri secara optimal sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2.      Memfasilitasi siswa SD/MI dalam mengembangkan bakat dan minatnya sehingga dapat berkreasi dan berinovasi dengan kemempuannya.
3.      Memberi motivasi bagi siswa SD/MI dalam mengembangkan dan mengungkapkan gagasan, nalar dan imajinasi sehingga dapat memacu semangat belajar kritis, kreatif dan produktif.
B.     Saran – saran dan kritik kontruktif
Saran – saran dan kritik kontruktif adalah untuk mengedepankan agar dengan festifal lomba kreatifitas siswa ini kita junjung sportifititas menuju Indonesia cerdas, kreatif, berbudaya dan berdaya saing. Tiada kesempurnaan tanpa ada kritik yang membangun.










DAFTAR PUSTAKA
Darmo Mulyoatmojo, 2009, Diklat Penataran Analisa Item, Jakarta, Depdiknas.
Gagne (1984) dan Ratna Wilis Dahar (1989), Strategi Belajar Mengajar UT, Jakarta, Depdiknas.
H Udin S. Winataputra, ( 2007:2.3-15), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta,       Depdiknas.
Mulyana, (2001:180), Rahasia Matematika, Surabaya, Edutama Mulya.
Ramayulis, (2005:117), Metodologi Pendidikan, Jakarta, Penerbit Kalam Mulia.
Nana Sy. Sukmadinata, 2007, Teori Dan Bimbingan Kelompok UPI Bandung, Bandung, SPK.
O. Sutarman,2007, Diklat Tehnik Evaluasi UPI Bandung, Bandung, Rosda.
Rosman Natwijaya, 2009, Tehnik Penilaian Bimbingan Dan Penyuluhan, Proyek Pengadaan Guru Jakarta.
Subino dan Mugiadi, 2003, Tehnik-tehnik Evaluasi Kontruksi Dan Analisa Item UPI Bandung, Bandung, Efsilon.
Subino dan Ajat Sukajat, 2003, Tehnik-tehnik Penyuluhan Individu UPI Bandung, Bandung, Rosda.
Suryadi dkk, ( 2010), Dikdat Pedoman Pelaksanaa Lomba Berprestasi, Indramayu, PKG Sindang.
Winarno Surakhmad, 1977, Tehnik Penilaian Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Guru, Jakarta, Repelita II.

No comments: