Thursday 25 August 2016

JENIS PERTEMUAN PRAMUKA SIAGA

JENIS PERTEMUAN PRAMUKA SIAGA

JENIS PERTEMUAN PRAMUKA SIAGA


I.     PENDAHULUAN
1.    Pertemuan dalam kepramukaan diartikan sebagai pertemuan yang interaktif dan komunikatif yang bersifat eduktif.

2.    Pertemuan interaktif dan komunikatif yang bersifat edukatif dalam kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang berkesinambungan, teratur, terarah, dan terencana oleh dan untuk peserta didik dengan dukungan  orang dewasa.

3.    Pertemuan Pramuka merupakan alat :
a.     Mengembangkan ketahanan spiritual/mental/moral, sehingga lebih meningkat kemauan dan ketakwaannya kepada Tuhan YME
b.    Mengembangkan ketahanan pisik, sehingga makin kuat dan sehat jasmaninya
c.     Mengembangkan ketahanan  intelektual, sehingga akan bertambah pengetahuan dan pengalamannya.
d.    Mengembangkan ketahanan emosional, sehingga akan bertambah stabil emosinya
e.     Mengembangkan ketahanan sosial, sehingga akan bertambah meningkat kepeduliannya kepada masyarakat di lingkunganya.

II.   MATERI POKOK
1.    Pertemuan dalam kepramukaan merupakan alat pendidikan, oleh karena itu pertemuan hendaknya dipersiapkan dengan baik, diantaranya:
a.     Lokasi yang ditempati  pertemuan, bersih, nyaman, sehat dan aman
b.    Acara pertemuan sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani Pramuka Siaga
c.     Suasana pertemuan diciptakan bernuansa riang gembira, menarik dan menyenangkan
d.    Terciptanya rasa persaudaraan antara Pramuka Siaga
e.     Kegiatan yang disajikan memperhatikan azaz : modern, manfaat, dan ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka Siaga
f.     Jalannya pertemuan diusahakan lancar, tertib, dan tepat waktu.

2.    Jenis-jenis pertemuan Pramuka Siaga
a.     Pertemuan Rutin
       Pertemuan berkala antar Pramuka Siaga dalam Barung dan Perindukan Siaga.  Biasanya dilaksanakan seminggu sekali, dengan acara yang sebelumnya disusun oleh Dewan Perindukan Siaga dengan bantuan dan bimbingan pembina (Yahnda/Bunda, Pakcik/Bukcik)


b.    Pertemuan Besar Siaga
       Pertemuan ini dikuti oleh beberapa Perindukan Siaga yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dalam rangka peringkatan : hari pramuka, hari anak-anak, ulang tahun Gugusdepan, hari besar nasional, hari ibu, hari-hari besar agama dll.
       Acara Pertemuan Besar Siaga disebut Pesta Siaga merupakan pertemuan yang bersifat kreatif, senang-senang, rekreatif, edukatif dan banyak bergerak
       Pesta Siaga dapat berbentuk, diantaranya :
1)    bazar (pasar) Siaga, memamerkan hasil hasta karya Pramuka Siaga
2)    permainan bersama
3)    darmawisata (rekreasi)
4)    perkemahan Siaga/perkemahan sehari (persari)
5)    karnaval Siaga

3.    Perencanaan Pertemuan Siaga baik pertemuan rutin maupun pertemuan besar Siaga, Pembina hendaknya melibatkan langsung para Pramuka Siaga yang diwakili Dewan Perindukan Siaga, agar mereka menentukan sendiri acara Pertemuan yang mana yang mereka minati : sedang Pembina membantu memberikan beberapa pilihan acara kegiatannya (inipun sebelumnya telah dihimpun terlebih dahulu dari keinginan para Siaga)

4.    Pertemuan besar Siaga dapat diselenggarakan antar perindukan di tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan kalau mungkin dapat pula dilaksanakan di Kota/Kabupaten
      
III. PENUTUP
Pertemuan-pertemuan Pramuka Siaga hendaknya selalu diusahakan sebagai pertemuan dengan acara yang baru, menarik, menantang dan menyenangkan bagi para Pramuka Siaga.  Untuk itu para Pembina Siaga hendaknya peka terhadap apa yang menjadi minat dan kebutuhan peserta didik.

KEPUSTAKAAN
1.      Bahan Kursus KML. Kwarnas. Jakarta. 1983
2.      Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka. Kep. Kwarnas No.130/KN/76. Jakarta. 1977.
3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.


PERKEMAHAN PRAMUKA SIAGA

PERKEMAHAN PRAMUKA SIAGA


PERKEMAHAN PRAMUKA SIAGA


I.     PENDAHULUAN
1.    Kegiatan di alam terbuka sebagai salah satu unsur metode kepramukaan, merupakan cara yang efektif dalam proses pembentukan watak dan kepribadian, pemantapan mental/moral/spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai induvidu, dan sebagai anggota masyarakat, karena itu kegiatan di alam terbuka dalam kepramukaan perlu dan penting untuk dilaksanakan.

2.    Berkemah yang terjamin keselamatan, keamanan, kesehatan dan kenyaman merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka sebagai penerapan metode kepramukaan yang mendorong peserta didik untuk membina dan mendidik dirinya secara mandiri serta introspeksi sehingga menyadari tentang diri pribadinya yang berkaitan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka.

3.    Pembina Pramuka bertanggungjawab atas efisiensi dan efektifnya berkemah sebagai alat pendidikan

II.   MATERI POKOK
1.    Berkemah dalam kepramukaan adalah suatu rekreasi yang bersifat edukatif yang dilaksanakan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, dimana terjadi proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran interaktif untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan

2.    Tujuan dan sasaran berkemah dalam kepramukaan
WIDYA WISATA PRAMUKA SIAGA

WIDYA WISATA PRAMUKA SIAGA


I.     PENDAHULUAN
1.    Widya wisata merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan, dimana para Pramuka Siaga secara bersama dalam suasana kekeluargaan yang penuh rasa kegembiraan menuju ke obyek wisata yang memiliki keunikan-keunikan tertentu serta dengan tata ruang yang diatur sangat baik, akan menambah semaraknya suasana widya wisata tersebut.

2.    Obyek-obyek wisata untuk Pramuka Siaga hendaknya dicarikan/dipilih obyek yang sesuai dengan hal-hal yang menarik, menyenangkan, yang selaras dengan tingkat perkembangan jiwa anak seusia Pramuka Siaga, yakni :
a.     suka  bermain-main, berlari-lari, meloncat-loncat dan memanjat-manjat
b.    suka meniru apa yang dilihatnya
c.     suka berkhayal karena alam khayalnya masih besar
d.    suka mendengarkan cerita
e.     belajar bergaul dengan teman-temanya

II.   MATERI POKOK
1.    Atas pertimbangan sebagaimana tersebut diatas obyek wisata yang dipilih hendaknya :
a.     memiliki keunikan, keindahan dan kenyamanan
b.    tersedia tempat  untuk bermain
c.     lingkungan yang sehat dan aman
d.    terdapat beberapa jenis/macam binatang jinak yang dapat dibelai-belai
e.     mudah dijangkau dan tidak melewati jalan dengan tikungan-tikungan tajam

2.    Acara  kegiatan dalam widya wisata Pramuka Siaga seyogyanya sudah dipersiapkan dengan baik sebelumnya, diantaranya :
a.     berdoa sebelum berangkat
b.    bernyanyi-nyanyi selama perjalanan
c.     bercerita tentang keunikan obyek wisata, flora dan fauna yang ada
d.    bermain-main diwilayah obyek wisata dengan acara kegiatan :
1)    disiapkan dalam bentuk "games"
2)    spontanitas dengan memanfaatkan tempat bermain yang ada
e.     berkreasi : melukis, mewarna, mematung pasir, dsb
f.     makan bersama
g.    berdoa setelah selesai perjalanan
      



3.    Setelah mengikuti wisata pada pertemuan latihan berikutnya para Pramuka Siaga diminta untuk " berbicara" menyampaikan pengalamanya ketika mengikuti widya wisata  Pembina Siaga (Yahda/Bunda/Pakcik/Bucik) berusaha menggalai temuan-temuan dari para Siaga dari kegiatan widya wisata, dihubungkan dengan pengalaman Dwisatya dan Dwidarma.

4.    Hal-hal yang perlu diperhatikan Pembina Pramuka Siaga untuk menunjang kegiatan widya wisata,
a.     Mengadakan peninjauan langsung ke beberapa obyek wisata yang diperkirakan akan dikunjungi, untuk mengamati dan mempelajari :
1)    keunikan yang terdapat pada obyek-obyek wisata tersebut
2)    tersedianya tempat bermain
3)    keadaan MCK
b.    Mencari  bus yang dalam kondisi baik
c.     Mengadakan pertemuan dengan orang tua Pramuka Siaga, untuk :
1)    menginformasikan rencana program widya wisata
2)    membicarakan tentang dukungan dana
3)    menghimbau orang tua untuk dapat ikut berwisata (untuk membantu pengawasan kepada putera-puteri mereka)
d.    mengusahakan surat ijin wisata ke Kwartir Cabang/Kwartir Ranting
e.     Mempersiapkan tenaga medis/dokter serta obat-obatan P3K
      
III. PENUTUP

CARA MENYELESAIKAN SPG DAN MENDAPATKAN TPG BAGI PRAMUKA SIAGA

CARA MENYELESAIKAN SPG DAN MENDAPATKAN TPG BAGI PRAMUKA SIAGA


CARA MENYELESAIKAN SPG DAN MENDAPATKAN TPG BAGI PRAMUKA SIAGA


I.     PENDAHULUAN
1.    Syarat-syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka untuk memperoleh Tanda Pramuka Garuda, sesuai  dengan golongan usianya.

2.    Tanda Pramuka Garuda, adalah :
a.     Tanda kecakapan tertinggi  yang diberikan kepada seorang Pramuka yang memenuhi syarat-syarat Pramuka Garuda.
b.    Sebagai alat yang mempunyai nilai-nilai pendidikan dalam rangka menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan.

3.    Tujuan  dan sasaran pemberian Tanda Pramuka Garuda :
a.     Tujuan
       Tujuan memberikan TPG adalah untuk merangsang dan mendorong para Pramuka agar senantiasa bersungguh-sungguh :
1)    mengamalkan Satya dan Darma Pramuka
2     melatih diri sehingga dapat menjadi teladan baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun anak-anak dan pemuda lain
b.    Sasaran
       Sasaran pemberian TPG adalah :
1)    menggiatkan setiap Pramuka untuk berusaha menigkatkan kecakapan dan keterampilan, sikap dan tidakannya sehingga dapat mempersiapkan diri menjadi tenaga pembangunan Bangsa dan Negara.
2)    mewujudkan usaha kegiatan pendidikan bagi para remaja untuk menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
3)    menarik minat Pramuka, anak-anak dan pemuda lain agar mengikuti jejak Pramuka Garuda.

II.   MATERI POKOK

MAKNA PELANTIKAN BAGI PRAMUKA PENGGALANG

MAKNA PELANTIKAN BAGI PRAMUKA PENGGALANG

MAKNA PELANTIKAN BAGI PRAMUKA PENGGALANG



I.     PENDAHULUAN
Upacara pelatinkan merupakan serangkaian upacara dalam rangka memberikan pengakuan dan pengesahan terhadap seorang pramuka atas prestasi yang dicapainya.

II.   MATERI POKOK
1.    Tujuan upacara pelantikan
       Upacara pelantikan bertujuan agar para pramuka yang dilantik mendapat kesan yang mendalam dan membuka hatinya untuk dapat menerima pengaruh pembinanya dalam upaya membentuk manusia yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bertakwa kepada tuhan YME, peduli pada: tanah air, bangsa, masyarakat,alam linkungan serta peduli pada dirinya sendiri dengan berpedoman pada satya dan darma pramuka.

2.    Langkah-langkah proses pelantikan
       Setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban (menyelesaikan SKU, SKK, SPG dan lainya) dengan baik, para pramuka masih merasa perlu berusaha agar prestasinya tersebut mendapat pengakuan dan pengesahan dari lingkungannya, dengan jalan melewati upacara pelantikan.
       Hal-hal yang dilakukan dalam proses pelantikan sebagai berikut:
a.     Persiapan
1)    Persiapan mental
yang dimaksud dengan persiapan mental ialah mempersiapkan peserta didik agar dengan sukarela mau mengucapkan janji/satya pramuka, serta dengan ikhas mau mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2)    Persiapn pisik
       ialah persiapan peralatan pelantikan: bendera merah putih, standar bendera, tanda-tanda pelantikan/ TKU, TKK, TPG dan alat-alat penunjang lainnya.
b.     Pelaksanaan pelantikan
      Hal-hal prinsip yang dilakukan dalam upacara pelantikan, antara lain ialah:
1)    adanya bendera merah putih sebagai bendera pelantikan merupakan media untuk menanamkan jiwa : kebangsaan cinta tanah air, patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa.
2)    wawancara antara pembina dengan yang akan dilantik untuk menanamkan komitmennya terhadap kepramukaan, kemasyarakatan, kemadirian, percaya diri, kepemimpinan dan ketakwaannya kepada Tuhan YME.
3)    pengucapan satya pramuka secara sukarela oleh calon.
4)    tata urutan acara yang rapi serta formasi barisan sesuai dengan golongannya.
5)    dilaksanakan dalam suasana hikmat
6)    adanya doa untuk memberikan kekuatan batin kepada yang dilantik.

3.     Variasi tata upacara pelantikan dimungkinkan dapat dilaksanakan asal tidak mengaburkan makna pelantikan yang ada.

4.     Susunan acara dan formasi barisan pelantikan disesuaikan dengan perkembangan dan golongan peserta didik, diatur dalam PP Kwarnas No. 178 tahun 1979, tentang Petunjuk Penyelengaaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.

5.     Macam-macam Upacara pelantikan
a.     Upacara Penerimaan Anggota.
b.     Upacara Kenaikan Tingkat
c.     Upacara Pindah Golongan
d.    Upacara Penyematan TKK
e.     Upacara Penyematan TPG
f.     Upacara Pemberian Penghargaan

6.    Upacara Penerimaan Calon Anggota
       Perpindahan dari golongan Pramuka Siaga ke golongan Pramuka Penggalang: diwajibkan kepada Pramuka Siaga yang telah berusia 11 tahun dan berkeinginan untuk melanjukan kegiatannya sebagai Pramuka Penggalang diatas sebagai berikut :
Proses di Perindukan Siaga
Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan, dengan susuanan acara sebagai berikut :
1)    Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapatan  dengan Pembina (Yahda/Bunda)
2)    Penjelasan pembina bahwa kepindahan golongan Pramuka Siaga ke Penggalang semata-mata karena usia Pramuka Siaga tersebut telah mencapai 11 tahun.
3)    Pesan Yanda/Bunda kepada Siaga yang akan pindah ke Penggalang.
4)    Pramuka Siaga yang akan pindah golongan berpamitan kepada saudaranya di perindukan.
5)    Yanda/Bunda mengantar ke Pasukan Penggalang.

CARA MENYELESAIKAN SKU DAN MENDAPATKAN TKU BAGI PRAMUKA SIAGA

CARA MENYELESAIKAN SKU DAN MENDAPATKAN TKU BAGI PRAMUKA SIAGA

CARA MENYELESAIKAN SKU DAN MENDAPATKAN TKU BAGI PRAMUKA SIAGA


I.     PENDAHULUAN
1.    Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan dengan ukuran minimal yang wajib dimiliki  oleh peserta didik untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU)

2.    SKU sebagai alat pendidikan merupakan rangsangan dan dorongan bagi para peserta didik untuk memperoleh kecakapan-kecapakan yang berguna, dalam usahanya mencapai kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka.

3.    SKU disusun menurut pembagian golongan usia pramuka, sehingga terdapat:
a.     SKU Pramuka Siaga
b.    SKU Pramuka Penggalang
c.     SKU Pramuka Penegak
d.    SKU Pramuka Pandega

II.   MATERI POKOK
1.    SKU Pramuka Siaga terdiri dari 3 tingkatan yaitu :
a.     SKU Pramuka Siaga Mula
b.    SKU Pramuka Siaga Bantu
c.     SKU Pramuka Siaga Tata

2.    SKU Pramuka Siaga Mula  (terdiri dari 10 pokok kemampaun), SKU Pramuka Siaga Bantu , (terdiri dari 17 pokok kemampuan) dan SKU Pramuka Siaga Tata  (terdiri dari 20 pokok kemamapuan), yang secara garis besar, dikelompokkan menjadi :
       a.     Kemampuan pengamalan Satya dan Darma Pramuka
b.    Kemampuan berkebangsaan 
c.     Kemampuan menambung dan menghemat
d.    Kemampuan menjaga kebersihan dan kesehatan
e.     Kemampuan beragama
f.     Kemampuan pemahaman lingkungan
g.    Kemampuan keterampilan kepramukaan 
h.    Kemampuan bermasyarakat
       Rambu-rambu bobot kemampuan dalam SKU yang harus dimiliki oleh Pramuka Siaga berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya.





3.    Cara  menyelesaikan SKU

PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK

PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA

PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK

PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA


PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK


I.     PENDAHULUAN
1.    Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a.     Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka,
b.    Belajar sambil melakukan,
c.     Sistem berkelompok,
d.    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan  yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik,
e.     Kegiatan di alam terbuka,
f.     Sistem tanda kecakapan,
g.    Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri,
h.    sistem Among.

2.    Metode Kepramukaan merupakan suatu sistem yang kait mengait antara yang satu dengan lainnya, sehingga dalam suatu kegiatan (games) tidak mungkin hanya menggunakan salah satu metode kepramukaan saja secara murni.
       Contoh penggunaan metode kepramukaan pada kegiatan Bakti Masyarakat dengan membangun jembatan gantung dari bambu yang menghubungkan dua perkampungan.
a.     Persiapan
1)    Dewan Ambalan mengadakan pertemuan dengan masyarakat Kelurahan Sukamaju, dengan maksud untuk mengadakan bakti masyarakat di kelurahan tersebut.
       Dari pembicaraan tersebut diambil kesepakatan akan dibangun secara gotong royong sebuah jembatan penghubung antar dua dusun yang selama ini menggunakan jembatan yang sangat darurat; dan disepakati pula bahwa untuk kegiatan tersebut Kelurahan Sukamaju akan menyediakan bambu yang diperlukan sedang para pramuka merencanakan disainnya dan sekaligus memotori pelaksanaan pembangunannya.
Metode yang digunakan untuk kegiatan ini ialah :
a)  Belajar sambil melakukan
b)  Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
c)  Sistem Among
d)  Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
e)  Kegiatan di Alam terbuka.


2)    Dewan Ambalan Penegak melaksanakan langkah-langkah persiapan, sebagai berikut :
a)  Meninjau lokasi proyek dengan tujuan :
-    menetapkan posisi jembatan
-    mengukur lebar sungai dan kedalaman tebing
-    memperkirakan kebutuhan bambu, dan menginformasikan kepada Kepala Kelurahan Sukamaju.
b)  Menyusun beberapa macam desain jembatan gantung atas dasar hasil penelitian.
c)  Memilih dan menetapkan desain jembatan gantung dari konsep-konsep yang ada.
d) Menyusun sangga-sangga kerja, diantaranya Sangga Kerja Logistik, Sangga Kerja Kegiatan, Sangga Kerja Perlengkapan.
e)  Sangga kerja yang terbentuk melatih diri dan menggladi diri agar siap dalam melaksanakan tugas :
-    berlatih membuat ikatan-ikatan yang nantinya akan digunakan dalam membuat jembatan gantung.
-    mempersiapkan dukungan logistik yang diperlukan.

Metode yang digunakan :
(1)   Belajar sambil melakukan
(2)   Sistem berkelompok
(3)   Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.
(4)   Kegiatan di alam terbuka
(5)   Sistem tanda kecakapan
(6)   Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
(7)   Pengamalan kode kehormatan Pramuka
(8)   Sistem Among

b.    Pelaksanaan
       Para Sangga  Kerja bekerjasama dengan masyarakat Kelurahan Sukamaju, secara gotong royong melaksanakan kegiatan bakti masyarakat, dengan bimbingan pembina pramuka dan orang dewasa lainnya yang memiliki keahlian dibidang teknik sipil.
                    Metode yang digunakan :

Friday 19 August 2016

PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENGGALANG

PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA
PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENGGALANG



I.     PENDAHULUAN
1.    Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a.     Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka,
b.    Belajar sambil melakukan,
c.     Sistem berkelompok,
d.    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan  yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik,
e.     Kegiatan di alam terbuka,
f.     Sistem tanda kecakapan,
g.    Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri,
h.    sistem Among.

2.    Pembina pramuka dalam menerapkan metode atas pelaksanaan kegiatan kepramukaan tidak akan dapat secara murni menggunakan salah satu metode saja , tetapi metode tersebut akan terkait dengan metode-metode kepramukaan yang lainnya, karena metode kepramukaan itu merupakan suatu sistem yang kait-mengait dan saling mendukung antar sesama metode yang ada.
       Contoh penggunaan metode kepramukaan dalam kegiatan Perkemahan Sabtu Minggu (Persami).
a.     Persiapan
1)    Dewan Pasukan Penggalang menyusun rencana perkemahan pasukan pada hari Sabtu - Minggu.
Metode yang digunakan :
a)  Sistem berkelompok
b)  Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri
c)  Belajar sambil melakukan
d)  Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2)    Dewan Pasukan Penggalang menyusun Program Kegiatan Persami, menetapkan :
       a)  lokasi perkemahan
       b)  macam-macam kegiatan dalam persami
       c)  pembentukan panitia pelaksana
       d)  peninjauan lokasi perkemahan
e)  mempersiapkan perlengkapan perkemahan dan menghimpun   dana untuk mendukung kegiatan.





       Metode yang digunakan :
       a)  Belajar sambil melakukan
       b)  Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
       c)  sistem berkelompok
       d)  Pengamalan Kode Kehormatan
       e)  Sistem Among
f)  Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.

b.    Pelaksanaan
       Persami dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun bersama oleh Dewan Pasukan Penggalang sebelumnya, yang dalam pelaksanaannya  dikendalikan oleh panitia pelaksana dengan didampingi oleh pembina Pramuka Penggalang.
                    Metode yang digunakan :
1)    Belajar sambil melakukan
2)    Sistem berkelompok
3)    Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
4)    Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
5)    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.
6)    Sistem Among
7)    Kegiatan di Alam terbuka
8)    Sistem tanda kecakapan

c.     Evaluasi Kegiatan
       Pelaksanaan evaluasi dari kegiatan persami yang mereka rencanakan, programkan dan laksanakan sendiri pada akhirnya akan mereka evaluasi sendiri pula untuk mendapatkan temuan-temuan baik yang positif maupun yang negatif dari kegiatan yang baru saja mereka lakukan sebagai modal dasar dalam penyusunan perencanaan yang akan datang.
       Metode yang digunakan pada kegiatan evaluasi ialah :
1)    Pengamalan Kode Kehormatan
2)    Belajar sambil melakukan
3)    sistem berkelompok
4)    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.
5)    Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
6)    Sistem Among

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Persami sebagai mana tersebut di atas, bahwa penggunaan metode kepramukaan yang digunakan dalam Persami tersebut  saling terkait satu dengan lainnya, membuktikan bahwa metode kepramukaan adalah merupakan suatu sistem.

II.   MATERI POKOK
1.    Kegiatan dengan menggunakan metode kepramukaan yang tepat, pastilah merupakan kegiatan yang menarik, menantang dan menyenangkan bagi peserta didik karena dalam semua proses kegiatan peserta didik dilibatkan secara langsung; dan selanjutnya bagi para pembina pramuka yang bergiat bersama mereka menempatkan diri sebagai mitra didik.
       Suasana kegiatan  semacam inilah yang dapat media pendidikan yang dapat mengembangkan ketahanan mental/spiritual/morak, fisik, inetelektual, emosional, dan sosial pada diri peserta didik yang terlibat dalam kegiatan kepramukaan tersebut.

2.    Penerapan metode kepramukaan pada kegiatan pramuka Penggalang, tentu saja disesuaikan dengan perkembangan jiwa penggalang.
       Secara umum pramuka penggalang mempunyai tugas perkembangan jiwa sebagai berikut :
a.     berfikir kritis
b.    mudah terjadi identifikasi yang sangat emosional
c.     minat dan aktivitasnya mulai mencerminkan jenis kelamin secara lebih menonjol
d.    pengaruh kelompok sebaya sangat kuat
e.     memerlukan dukungan emosional orang tua bila mengalami kekecewaan dalam bergaul
f.     memmerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga di rumah
g.    menyenangi perilaku yang penuh kejutan, tantangan dan perilaku mengganggu orang lain
h.    permainan kelompok, tim, sangat menarik baginya.

3.    Dalam suatu kegiatan kepramukaan, seorang pramuka tidak hanya berfungsi sebagai obyek pendidikan tetapi malah lebih dominan berfungsi  sebagai subyek pendidikan, mereka pada hakikatnya mendidik mereka sendiri, sedang pembina pramuka hanya berperan sebagai pendamping, pembimbing dan fasilitator.

4.    Dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para pramuka penggalang dalam merencanakan, memrogramkan, melaksanakan dan mengevaluasi sendiri atas kegiatannya, yang mereka sesuaikan dengan tugas perkembangan jiwa yang sedang mereka alami, serta dengan bimbingan, bantuan, pengawasan, dan dukungan yang diberikan oleh para pembina pramuka penggalang yang diimplementasikan dalam penggunaan metode kepramukaan, akan berdampak pada perkembangan jiwa pramuka penggalang, diantaranya ialah :
a.     percaya diri
b.    kreatif
c.     bertanggung jawab
d.                mendapatkan kepuasan batin karena terwujud keinginannya
e.     tertanam kepeduliannya terhadap lingkungan, masyarakat, dan teman-teman sebaya mereka
f.     meningkatkat keberaniannya serta inisiatifnya
g.    lebih stabil emosinya
h.                 meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa
i.     dengan sukarela mengamalkan kode kehormatan pramuka
j.     komited terhadap kesepakatan yang mereka buat bersama.

III. PENUTUP
1.    Pendidikan watak kepada para peserta didik akan dapat dilaksanakan dengan baik bilamana pembina pramuka dengan penih keihlasan dan penuh kasih sayang memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk secara totalitas terlibat dalam kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan, dan sebagai mitra didik pembina akan memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan atas terlaksananya program kegiatan peserta didik dengan maksimal sebagaimana yang mereka rencanakan.
       Bantuan, bimbingan dan dukungan pembina sebagai mitra didik akan berupa pemberian fasilitas dan penggunaan metode yang tepat.

2.    Dalam penyelenggaraan kegiatan kepramukaan hendaknya pembina melempar jauh-jauh metode yang bertujuan memaksakan kehendak, sehingga para pramuka penggalang tinggal melaksanakan saja perintah dan tugas-tugas yang diberikan oleh pembinanya, kalau metode ini dilakukan terus menerus maka peserta didik akan bersikap apatis, pasif, akan jenuh dan meninggalkan kegiatan.


KEPUSTAKAAN
1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan     Kep   Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999.  Jakarta, 1999.

2.      Rencana Strategik Gerakan Pramua 1999-2004, PANCA KARSA UTAMA, Kwartir Nasional gerakan Pramuka, Jakarta.

3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS PEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.

4.      Gunarsa, Prof.Dr. Singgih D, DASAR DAN TEORI PERKEMBANGAN ANAK, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1997.

5.      Munandar, Prof.Dr.S.C. Utami, Bunga Rampai ANAK-ANAK BERBAKAT PEMBINAAN DAN PENDIDIKANNYA, CV. Rajawali, Jakarta, 1982