Friday 19 August 2016

PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENGGALANG

PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA
PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENGGALANG


I.     PENDAHULUAN
1.    Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a.     Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka,
b.    Belajar sambil melakukan,
c.     Sistem berkelompok,
d.    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan  yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik,
e.     Kegiatan di alam terbuka,
f.     Sistem tanda kecakapan,
g.    Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri,
h.    sistem Among.

2.    Pembina pramuka dalam menerapkan metode atas pelaksanaan kegiatan kepramukaan tidak akan dapat secara murni menggunakan salah satu metode saja , tetapi metode tersebut akan terkait dengan metode-metode kepramukaan yang lainnya, karena metode kepramukaan itu merupakan suatu sistem yang kait-mengait dan saling mendukung antar sesama metode yang ada.
       Contoh penggunaan metode kepramukaan dalam kegiatan Perkemahan Sabtu Minggu (Persami).
a.     Persiapan
1)    Dewan Pasukan Penggalang menyusun rencana perkemahan pasukan pada hari Sabtu - Minggu.
Metode yang digunakan :
a)  Sistem berkelompok
b)  Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri
c)  Belajar sambil melakukan
d)  Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2)    Dewan Pasukan Penggalang menyusun Program Kegiatan Persami, menetapkan :
       a)  lokasi perkemahan
       b)  macam-macam kegiatan dalam persami
       c)  pembentukan panitia pelaksana
       d)  peninjauan lokasi perkemahan
e)  mempersiapkan perlengkapan perkemahan dan menghimpun   dana untuk mendukung kegiatan.





       Metode yang digunakan :
       a)  Belajar sambil melakukan
       b)  Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
       c)  sistem berkelompok
       d)  Pengamalan Kode Kehormatan
       e)  Sistem Among
f)  Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.

b.    Pelaksanaan
       Persami dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun bersama oleh Dewan Pasukan Penggalang sebelumnya, yang dalam pelaksanaannya  dikendalikan oleh panitia pelaksana dengan didampingi oleh pembina Pramuka Penggalang.
                    Metode yang digunakan :
1)    Belajar sambil melakukan
2)    Sistem berkelompok
3)    Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
4)    Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
5)    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.
6)    Sistem Among
7)    Kegiatan di Alam terbuka
8)    Sistem tanda kecakapan

c.     Evaluasi Kegiatan
       Pelaksanaan evaluasi dari kegiatan persami yang mereka rencanakan, programkan dan laksanakan sendiri pada akhirnya akan mereka evaluasi sendiri pula untuk mendapatkan temuan-temuan baik yang positif maupun yang negatif dari kegiatan yang baru saja mereka lakukan sebagai modal dasar dalam penyusunan perencanaan yang akan datang.
       Metode yang digunakan pada kegiatan evaluasi ialah :
1)    Pengamalan Kode Kehormatan
2)    Belajar sambil melakukan
3)    sistem berkelompok
4)    Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.
5)    Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
6)    Sistem Among

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Persami sebagai mana tersebut di atas, bahwa penggunaan metode kepramukaan yang digunakan dalam Persami tersebut  saling terkait satu dengan lainnya, membuktikan bahwa metode kepramukaan adalah merupakan suatu sistem.

II.   MATERI POKOK
1.    Kegiatan dengan menggunakan metode kepramukaan yang tepat, pastilah merupakan kegiatan yang menarik, menantang dan menyenangkan bagi peserta didik karena dalam semua proses kegiatan peserta didik dilibatkan secara langsung; dan selanjutnya bagi para pembina pramuka yang bergiat bersama mereka menempatkan diri sebagai mitra didik.
       Suasana kegiatan  semacam inilah yang dapat media pendidikan yang dapat mengembangkan ketahanan mental/spiritual/morak, fisik, inetelektual, emosional, dan sosial pada diri peserta didik yang terlibat dalam kegiatan kepramukaan tersebut.

2.    Penerapan metode kepramukaan pada kegiatan pramuka Penggalang, tentu saja disesuaikan dengan perkembangan jiwa penggalang.
       Secara umum pramuka penggalang mempunyai tugas perkembangan jiwa sebagai berikut :
a.     berfikir kritis
b.    mudah terjadi identifikasi yang sangat emosional
c.     minat dan aktivitasnya mulai mencerminkan jenis kelamin secara lebih menonjol
d.    pengaruh kelompok sebaya sangat kuat
e.     memerlukan dukungan emosional orang tua bila mengalami kekecewaan dalam bergaul
f.     memmerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga di rumah
g.    menyenangi perilaku yang penuh kejutan, tantangan dan perilaku mengganggu orang lain
h.    permainan kelompok, tim, sangat menarik baginya.

3.    Dalam suatu kegiatan kepramukaan, seorang pramuka tidak hanya berfungsi sebagai obyek pendidikan tetapi malah lebih dominan berfungsi  sebagai subyek pendidikan, mereka pada hakikatnya mendidik mereka sendiri, sedang pembina pramuka hanya berperan sebagai pendamping, pembimbing dan fasilitator.

4.    Dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para pramuka penggalang dalam merencanakan, memrogramkan, melaksanakan dan mengevaluasi sendiri atas kegiatannya, yang mereka sesuaikan dengan tugas perkembangan jiwa yang sedang mereka alami, serta dengan bimbingan, bantuan, pengawasan, dan dukungan yang diberikan oleh para pembina pramuka penggalang yang diimplementasikan dalam penggunaan metode kepramukaan, akan berdampak pada perkembangan jiwa pramuka penggalang, diantaranya ialah :
a.     percaya diri
b.    kreatif
c.     bertanggung jawab
d.                mendapatkan kepuasan batin karena terwujud keinginannya
e.     tertanam kepeduliannya terhadap lingkungan, masyarakat, dan teman-teman sebaya mereka
f.     meningkatkat keberaniannya serta inisiatifnya
g.    lebih stabil emosinya
h.                 meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa
i.     dengan sukarela mengamalkan kode kehormatan pramuka
j.     komited terhadap kesepakatan yang mereka buat bersama.

III. PENUTUP
1.    Pendidikan watak kepada para peserta didik akan dapat dilaksanakan dengan baik bilamana pembina pramuka dengan penih keihlasan dan penuh kasih sayang memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk secara totalitas terlibat dalam kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan, dan sebagai mitra didik pembina akan memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan atas terlaksananya program kegiatan peserta didik dengan maksimal sebagaimana yang mereka rencanakan.
       Bantuan, bimbingan dan dukungan pembina sebagai mitra didik akan berupa pemberian fasilitas dan penggunaan metode yang tepat.

2.    Dalam penyelenggaraan kegiatan kepramukaan hendaknya pembina melempar jauh-jauh metode yang bertujuan memaksakan kehendak, sehingga para pramuka penggalang tinggal melaksanakan saja perintah dan tugas-tugas yang diberikan oleh pembinanya, kalau metode ini dilakukan terus menerus maka peserta didik akan bersikap apatis, pasif, akan jenuh dan meninggalkan kegiatan.


KEPUSTAKAAN
1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan     Kep   Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999.  Jakarta, 1999.

2.      Rencana Strategik Gerakan Pramua 1999-2004, PANCA KARSA UTAMA, Kwartir Nasional gerakan Pramuka, Jakarta.

3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS PEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.

4.      Gunarsa, Prof.Dr. Singgih D, DASAR DAN TEORI PERKEMBANGAN ANAK, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1997.

5.      Munandar, Prof.Dr.S.C. Utami, Bunga Rampai ANAK-ANAK BERBAKAT PEMBINAAN DAN PENDIDIKANNYA, CV. Rajawali, Jakarta, 1982

                                


No comments: