PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA
PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK
PENERAPAN METODE KEPRAMUKAAN DAN DAMPAKNYA
PADA PERKEMBANGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK
I. PENDAHULUAN
1. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar
progresif melalui :
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka,
b. Belajar sambil melakukan,
c. Sistem berkelompok,
d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani peserta didik,
e. Kegiatan di alam terbuka,
f. Sistem tanda kecakapan,
g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan
untuk puteri,
h. sistem Among.
2. Metode Kepramukaan merupakan suatu sistem
yang kait mengait antara yang satu dengan lainnya, sehingga dalam suatu
kegiatan (games) tidak mungkin hanya menggunakan salah satu metode kepramukaan
saja secara murni.
Contoh penggunaan metode kepramukaan pada
kegiatan Bakti Masyarakat dengan membangun jembatan gantung dari bambu yang
menghubungkan dua perkampungan.
a. Persiapan
1) Dewan Ambalan mengadakan pertemuan dengan
masyarakat Kelurahan Sukamaju, dengan maksud untuk mengadakan bakti masyarakat
di kelurahan tersebut.
Dari pembicaraan tersebut diambil
kesepakatan akan dibangun secara gotong royong sebuah jembatan penghubung antar
dua dusun yang selama ini menggunakan jembatan yang sangat darurat; dan
disepakati pula bahwa untuk kegiatan tersebut Kelurahan Sukamaju akan
menyediakan bambu yang diperlukan sedang para pramuka merencanakan disainnya
dan sekaligus memotori pelaksanaan pembangunannya.
Metode yang digunakan untuk
kegiatan ini ialah :
a) Belajar sambil melakukan
b) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik
c) Sistem Among
d) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
e) Kegiatan di Alam terbuka.
2) Dewan Ambalan Penegak melaksanakan
langkah-langkah persiapan, sebagai berikut :
a) Meninjau lokasi proyek dengan tujuan :
- menetapkan posisi jembatan
- mengukur lebar sungai dan kedalaman tebing
- memperkirakan kebutuhan bambu, dan
menginformasikan kepada Kepala Kelurahan Sukamaju.
b) Menyusun beberapa macam desain jembatan
gantung atas dasar hasil penelitian.
c) Memilih dan menetapkan desain jembatan gantung
dari konsep-konsep yang ada.
d) Menyusun sangga-sangga kerja, diantaranya
Sangga Kerja Logistik, Sangga Kerja Kegiatan, Sangga Kerja Perlengkapan.
e) Sangga kerja yang terbentuk melatih diri dan
menggladi diri agar siap dalam melaksanakan tugas :
- berlatih membuat ikatan-ikatan yang nantinya
akan digunakan dalam membuat jembatan gantung.
- mempersiapkan dukungan logistik yang
diperlukan.
Metode yang digunakan :
(1) Belajar sambil melakukan
(2) Sistem berkelompok
(3) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta
didik.
(4) Kegiatan di alam terbuka
(5) Sistem tanda kecakapan
(6) Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk
puteri
(7) Pengamalan kode kehormatan Pramuka
(8) Sistem Among
b. Pelaksanaan
Para Sangga Kerja bekerjasama dengan masyarakat Kelurahan
Sukamaju, secara gotong royong melaksanakan kegiatan bakti masyarakat, dengan
bimbingan pembina pramuka dan orang dewasa lainnya yang memiliki keahlian dibidang
teknik sipil.
Metode yang digunakan :
1) Belajar sambil melakukan
2) Kegiatan di Alam terbuka
3) Sistem berkelompok
4) Sistem tanda kecakapan
5) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta
didik.
6) Sistem satuan terpisah untuk putera dan
untuk puteri
7) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
8) Sistem Among
c. Evaluasi
Dewan Ambalan Penegak mengadakan evaluasi
atas pelaksanaan bakti masyarakat yang mereka laksanakan untuk mendapatkan
temuan-temuan baik yang positif maupun yang negatif dari kegiatan tersebut;
temuan-temuan yang terhimpun akan sangat besar artinya bagi penyusunan program
kegiatan di masa mendatang.
Metode yang digunakan :
1) Belajar sambil melakukan
2) Sistem berkelompok
3) Sistem Among
4) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
II. MATERI POKOK
1. Kegiatan dengan menggunakan metode
kepramukaan yang tepat, pastilah merupakan kegiatan yang menarik, menantang dan
menyenangkan bagi peserta didik, karena dalam semua proses kegiatan peserta
didik dilibatkan secara langsung; dan selanjutnya dalam hal ini pembina pramuka menempatkan diri sebagai
mitra mereka yang mendukung dan memfasilitasinya.
Dengan mengikutsertakan peserta didik
dalam semua kegiatan dari penyusunan, perencanaan sampai ke evaluasi kegiatan,
diharapkan ini dapat menjadi wahana untuk berkembangnya ketahanan
mental/spiritual/moral, fisik, intelektual, emosional, dan sosial pada diri
peserta didik. Dan bilamana kegiatan semacam ini dilakukan secara terus
menerus, berkelanjutan dan makin meningkat, Insya Allah pada saatnya nanti akan
terbentuklah insan-insan yang : mandiri, bertanggungjawab, peduli, dan komited
sebagaimana yang diharapkan oleh Gerakan Pramuka.
2. Pembina Pramuka Penegak di samping
memperhatikan tentang bagaimana mereka harus bersikap laku terhadap kegiatan
peserta didiknya dan dimana dia harus menempatkan posisinya sebagai pembina
pramuka penegak sebagaimana tersebut di atas, juga masih dan harus
memperhatikan pula pada tugas perkembangan jiwa yang secara insani terjadi pada
usia-usia pramuka penegak, diantaranya ialah :
a. Pada diri mereka terjadi proses melepas
diri dari ketergantungan secara emosional.
b. Kehidupan emosi mereka mulai terintegrasi
dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga emosi mereka lebih stabil dan
terkendali.
c. Mampu mengungkap pendapat dan perasaan
mereka dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.
d. Mampu bergaul.
e. Menemukan figur idola yang akan dijadikan
panutan dalam kehidupannya.
f. Memahami dan menerima kemampuan mereka
sendiri.
g. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma.
h. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian
kekanak-kanakan.
3. Dengan melibatkan langsung peserta didik
pada seluruh proses kegiatan, terkandung maksud bahwa peserta didik tersebut
oleh pembinanya tidak difungsikan sebagai obyek pendidikan tetapi difungsikan
sebagai subyek pendidikan, peran pembina dalam hal ini hanya membantu,
membimbing, dan memfasilitasi agar proses kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
4. Dengan menerapkan metode kepramukaan,
memperhatikan tugas perkembangan jiwa peserta didik untuk secara optimal
mengelola kegiatannya sesuai dengan keinginan mereka, akan memiliki dampak pada
jiwa mereka, diantaranya, diantaranya :
a. kreatif
b. percaya diri
c. memiliki jiwa kemandirian
d. bertanggung jawab
e. meningkatkan kepeduliannya terhadap
lingkungan, masyarakat, dan perkembangan pembangunan yang ada.
f. meningkatkat ketaatannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan YME.
g. menghargai pendapat orang lain
h. memiliki kemantapan emosi dan
kemantapan sosial.
i. dapat menerima norma dan nilai-nilai yang
ada di masyarakat.
j. inovatif
III. PENUTUP
1. Pendidikan watak kepada para
peserta didik akan dapat dilaksanakan dengan baik bilamana pembina pramuka
dengan penuh keihlasan dan penuh kasih sayang memberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk secara totalitas terlibat dalam kegiatan dari awal sampai
akhir kegiatan, dan sebagai mitra didik pembina akan memberikan bantuan,
bimbingan dan dukungan atas terlaksananya program kegiatan peserta didik dengan
maksimal sebagaimana yang mereka rencanakan.
Bantuan, bimbingan dan
dukungan pembina sebagai mitra didik akan berupa pemberian fasilitas dan
penggunaan metode yang tepat.
2. Dalam penyelenggaraan
kegiatan kepramukaan hendaknya pembina melempar jauh-jauh metode yang bertujuan
memaksakan kehendak, kalau metode ini dilakukan terus menerus maka peserta
didik akan bersikap apatis, pasif, akan jenuh dan meninggalkan kegiatan.
KEPUSTAKAAN
1. AD & ART GERAKAN
PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan
Kep Ka. Kwarnas No. 107 Th
1999. Jakarta, 1999.
2. Rencana Strategik Gerakan
Pramua 1999-2004, PANCA KARSA UTAMA, Kwartir Nasional gerakan Pramuka, Jakarta.
3. Atmasulistya, Drs. H.
Endy, PANDUAN PRAKTIS PEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.
4. Gunarsa, Prof.Dr. Singgih
D, DASAR DAN TEORI PERKEMBANGAN ANAK, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1997.
5. Munandar, Prof.Dr.S.C.
Utami, Bunga Rampai ANAK-ANAK BERBAKAT PEMBINAAN DAN PENDIDIKANNYA, CV.
Rajawali, Jakarta, 1982
No comments:
Post a Comment