Friday, 19 August 2016

WISATA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN

WISATA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN

                                                                   
WISATA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN


I.     PENDAHULUAN
1.    Wisata ialah suatu kegiatan rekreatif yang menarik dan menyenangkan.  Pada acara wisata para pesertanya secara bersama-sama menunju ke obyek/sasaran wisata yang menawan dan memiliki keunikan serta keistimewaan , diantaranya ke pantai, pegunungan, danau, peninggalan-peninggalan sejara, musium, kebun binatang, kawasan industri.

2.    Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan diluar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kerpamukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak, aklak dan budi pekerti luhur.

3.    Kegiatan Wisata dalam kegiatan kepramukaan merupakan suatu kegiatan yang sangat menunjang proses pendidikan, karena pada kegiatan wisata akan terjadi proses:
a.     Suasana persaudaraan antar peserta yang sangat  akrab dan saling bertenggang rasa
b.    Terciptanya suasana baru yang riang gembira dan bergairah
c.     Saling menolong
d.    Mendapatkan/menemukan pengetahuan baru
f.     tertanamnya kesan mendalam tentang obyek wisata tersebut, dan dapat mempengaruhi serta mendorong munculnya kreativitas peserta
g.    Dengan mengagumi keindahan, keistimewaan serta keunikan sasaran wisata, akan mendorong timbulnya peningkatan ketakwaannya kepada Tuhan YME.

II.   MATERI POKOK

1.    Hal-hal yang perlu diperhatikan agar wisata dapat berfungsi sebagai alat pendidikan, diantaranya ilah:
a.     Menentukan obyek wisata yang memiliki keistimewaan/keunikan yang bervariatif.
b.    Seandainya diikuti dengan perkemahan, dicari lokasi yang memenuhi persyaratan tempat berkemah.
c.     Mempertimbangkan keselamatan dalam perjalanan
1)    situasi jalan menuju ke sasaran wisata
2)    kondisi mobil/kendaraan yang digunakan
3)    kesiapan peralatan PPPK
d.    Adanya program wisata yang tersusun rapi, baik waktu maupun sasaran wisata
e.     Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab selama kegiatan wisata berlangsung


2.    Pelaksanaan Wisata
       Agar jalanya wisata dapat berlangsung dengan tertib dan teratur, Panitia Wisata/Dewan Satuan bersama Pembinanya mengambil langkah sebagai berikut:
a.     Membagi para peserta wisata menjadi kelompok-kelompok dan setiap kelompok memilih pimpinannya
b.    Masing-masing kelompok menentukan yel kelompok sebagai ikatan semangat dan persaudaraan kelompok
c.     Menyusun format observasi dan dibagikan kepada semua kelompok, untuk bahan diskusi rangka penyusunan laporan
d.    Mengusahakan ijin perjalanan wisata dari Kwartir Cabang asal
e.     Menciptakan suasana kegembiraan dalam perjalanan

III. PENUTUP
1.    Program wisata yang tersusun dengan baik dan dapat dilaksanakan dengan lancar akan berfungsi sebagai alat pendidikan, karena dari kegiatan tersebut akan didapat hal-hal yang dapat mengembangkan keteladanan spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial pada para peserta.

2.    Pelaksana wisata seyogyanya melibatkan langsung peserta didik dengan tanggungjawab pembina


KEPUSTAKAAN
1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan     Kep   Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999.  Jakarta, 1999.

2.      BAHAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN  1983, Kwartir Nasional. Jakarta.



No comments: