WISATA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
I. PENDAHULUAN
1. Wisata ialah suatu kegiatan rekreatif yang
menarik dan menyenangkan. Pada acara
wisata para pesertanya secara bersama-sama menunju ke obyek/sasaran wisata yang
menawan dan memiliki keunikan serta keistimewaan , diantaranya ke pantai,
pegunungan, danau, peninggalan-peninggalan sejara, musium, kebun binatang,
kawasan industri.
2. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan diluar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam
terbuka dengan Prinsip Dasar Kerpamukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran
akhirnya pembentukan watak, aklak dan budi pekerti luhur.
3. Kegiatan Wisata dalam kegiatan kepramukaan
merupakan suatu kegiatan yang sangat menunjang proses pendidikan, karena pada
kegiatan wisata akan terjadi proses:
a. Suasana persaudaraan antar peserta yang
sangat akrab dan saling bertenggang rasa
b. Terciptanya suasana baru yang riang gembira
dan bergairah
c. Saling menolong
d. Mendapatkan/menemukan pengetahuan baru
f. tertanamnya kesan mendalam tentang obyek
wisata tersebut, dan dapat mempengaruhi serta mendorong munculnya kreativitas
peserta
g. Dengan mengagumi keindahan, keistimewaan
serta keunikan sasaran wisata, akan mendorong timbulnya peningkatan
ketakwaannya kepada Tuhan YME.
II. MATERI POKOK
1. Hal-hal yang perlu
diperhatikan agar wisata dapat berfungsi sebagai alat pendidikan, diantaranya
ilah:
a. Menentukan obyek wisata yang memiliki
keistimewaan/keunikan yang bervariatif.
b. Seandainya diikuti dengan perkemahan, dicari
lokasi yang memenuhi persyaratan tempat berkemah.
c. Mempertimbangkan keselamatan dalam
perjalanan
1) situasi jalan menuju ke sasaran wisata
2) kondisi mobil/kendaraan yang digunakan
3) kesiapan peralatan PPPK
d. Adanya program wisata yang tersusun rapi,
baik waktu maupun sasaran wisata
e. Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab
selama kegiatan wisata berlangsung
2. Pelaksanaan Wisata
Agar jalanya wisata dapat
berlangsung dengan tertib dan teratur, Panitia Wisata/Dewan Satuan bersama
Pembinanya mengambil langkah sebagai berikut:
a. Membagi para peserta wisata
menjadi kelompok-kelompok dan setiap kelompok memilih pimpinannya
b. Masing-masing kelompok
menentukan yel kelompok sebagai ikatan semangat dan persaudaraan kelompok
c. Menyusun format observasi
dan dibagikan kepada semua kelompok, untuk bahan diskusi rangka penyusunan
laporan
d. Mengusahakan ijin perjalanan
wisata dari Kwartir Cabang asal
e. Menciptakan suasana
kegembiraan dalam perjalanan
III. PENUTUP
1. Program wisata yang tersusun
dengan baik dan dapat dilaksanakan dengan lancar akan berfungsi sebagai alat
pendidikan, karena dari kegiatan tersebut akan didapat hal-hal yang dapat
mengembangkan keteladanan spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial
pada para peserta.
2. Pelaksana wisata seyogyanya
melibatkan langsung peserta didik dengan tanggungjawab pembina
KEPUSTAKAAN
1. AD & ART GERAKAN
PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan
Kep Ka. Kwarnas No. 107 Th
1999. Jakarta, 1999.
2. BAHAN KURSUS PEMBINA
PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN 1983,
Kwartir Nasional. Jakarta.
No comments:
Post a Comment