PENGHAYATAN
METODE KEPRAMUKAAN
SEBAGAI
SUATU SISTEM
PENGHAYATAN METODE KEPRAMUKAAN
SEBAGAI SUATU SISTEM
I. PENDAHULUAN
1. Metode ialah cara/tehnik untuk melaksanakan
kegiatan yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan kegiatan.
2. Metode Kepramukaan merupakan cara penyelenggaraan
pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang
menarik, menyenangkan dan menantang.
3. Metode Kepramukaan tidak dapat dilepaskan
dari Prinsip Dasar Kepramukaan, keduanya diterapkan secara terpadu terutama
pada pelaksanaan Kode Kehormatan Pramuka.
II. MATERI POKOK
1. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar
progresif melalui proses pendidikan praktis yang berkesinambungan sepanjang
hayat, melalui :
a. Pengenalan Kode Kehormatan
b. Belajar Sambil Melakukan
c. Sistem Berkelompok
d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik.
e. Kegiatan di Alam Terbuka
f. Sistem Tanda Kecakapan
g. Sistem Satuan Terpisah untuk Putera dan
Puteri
h. Sistem Among
2. Metode Kepramukaan merupakan suatu sistem,
yang kait mengait antara unsur yang satu dengan lainnya, yang tiap unsurnya
mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang
tercapainya tujuan pendidikan Gerakan Pramuka.
|
|
3. Penerapan Metode Kepramukaan yang bersifat
universal, harus disesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi
peserta didik serta masyarakat, khususnya kaum muda, daerah dan nasional.
4. a. Kode Kehormatan Pramuka sebagai salah satu unsur Metode
Kepramukaan merupakan unsur sentral Metode Kepramukaan yang berfungsi sebagai
pengendali penerapan unsur-unsur lain dalam setiap kegiatan yang diikuti
peserta didik.
b. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji
(Satya) dan ketentuan moral
(Darma) merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan
dan alat pelaksananaan Prinsip Dasar kepramukaan.
c. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka dilaksanakan
dengan jalan :
1) menjalankan ibadah menurut
agama dan kepercayaan masing-masing.
2) membina kesadaran berbangsa
dan bernegara.
3) mengenal, memelihara dan
melestarikan lingkungan beserta alam seisinya.
4) memiliki sikap kebersamaan,
tidak mementingkan diri sendiri.
5) hidup secara sehat baik
jasmani maupun rohani
6) membina diri dalam upaya
bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar.
7) membiasakan diri memberikan
pertolongan, membina kesetiakawanan membina ketabahan, kesabaran dan keuletan
dalam menghadapi tantangan.
8) kersedian dan keikhlasan
dalam menerima tugas.
9) bertindak dan hidup secara
hemat.
10) mengendalikan dan mengatur diri, memegang
teguh prinsip, dan taat terhadap atauran / kesepakatan.
11) berusaha menempati janji, bersikap jujur dan
bertanggung jawab.
12) mengasah daya pikir dan daya nalar.
5. Belajar Sambil Melakukan
a. Metode ini digunakan untuk memberi
kesempatan kepada peserta didik dalam setiap kegiatan berkreasi, berinovasi,
berpraktek, bereksperimen, sebagai cara membantu peserta didik mengembangkan
diri secara mandiri baik mental/spiritual, fisik, intelektual, emosi maupun
sosial.
b. Secara alamiah kaum muda berkeinginan untuk
beraksi, menantang dan mencoba. Melalui kepramukaan energi mereka tersalurkan
karena kepada mereka diberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi,
penelitian, pengkajian, dengan belajar sambil melakukan mendorong kaum muda
untuk secara aktif melibatkan diri dalam berbagai kegiatan, berperan sebagai
pelaku, bukan sebagai penonton.
6. Sistem Berkelompok
a. Metode ini merupakan cara memberdayakan
kecenderungan alamiah kaum muda untuk berkelompok dan menciptakan suasana
lingkungan yang mereka senangi. Kecenderungan ini dalam kepramukaan digunakan
sebagai alat untuk menyalurkan pengaruh-pengaruh penting atas kaum muda ke arah yang
konstruktif.
b. Dalam kepramukaan peserta didik yang sebaya
dikelompokkan (Barung Siaga, Dewan Perindukan Siaga, Regu Penggalang, Dewan
Pasukan Penggalang, Sangga Penegak, Dewan Ambalan Penegak, Racana Pandega, dan Dewan Racana Pandega)
yang bekerjasama dalam satu tim, mereka membagi tugas dan tanggungjawab.
Masing-masing memilih secara demokratis pemimpin mereka yang akan bertugas
memimpin jalannya kegiatan kelompok, dalam hal ini Pembina Pramuka berperan
sebagai pendukung motivator, dinamisator, konsultan, dan/atau konselor.
c. Sistem berkelompok diterapkan agar peserta
didik memperoleh kesempatan belajar :
1) mengembangkan potensi
pribadinya dan secara kolektif membangun potensi tim/kelompok untuk pengabdian.
2) mengembangkan hubungan
konstruktif sesama anggota dan pembina.
3) hidup berdemokrasi dan
mengembangkan sikap kepemimpinan yang demokratis.
7. Kegiatan Menantang dan
Progresif
a. Kegiatan dalam Gerakan
Pramuka harus menantang dan menarik minat kaum muda, karena kegiatan tersebut akan
menumbuhkan kreativitas, menambah pengalaman, ketrampilan dan kecakapan bagi
peserta didik.
b. Kegiatan dilaksanakan secara
rekreatif yang bersifat edukatif dan terpadu disesuaikan dengan usia,
perkembangan rohani dan jasmani serta jenis kelamin peserta didik.
c. Sasaran kegiatan adalah
berkembangnya bakat dan minat peserta didik serta mantapnya mental/spiritual,
fisik, intelektual, emosi dan sosial peserta didik baik secara individual
maupun sebagai anggota masyarakat.
8. Kegiatan di Alam Terbuka
a. Kegiatan di alam terbuka ,merupakan upaya
efektif mendekatkan diri peserta didik dengan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Hidup dan melakukan kegiatan di alam terbuka
dalam bentuk aktivitas mental dan fisik yang menantang antara lain pionering,
survival, penelitian, observasi, penjelajahan, ekspedisi, pengembaraan,
perkemahan, mendorong peserta didik untuk mawas diri, tepo seliro serta
menyadari atas kebenaran Prinsip Dasar kepramukaan dan perlunya pelaksanaan
Kode Kehormatan Pramuka dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dan keluarga.
c. Merupakan metode yang efektif dalam proses
pembentukan watak/kepribadian, mental/spiritual, fisik, intelektual, emosi dan
sosial peserta didik.
d. Kegiatan di alam terbuka memberi pengalaman
adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk
melestarikannya.
9. Sistem Tanda Kecakapan
a. Metode ini digunakan untuk mendorong
peserta didik berusaha memperoleh ketrampilan dan kecakapan yang berguna bagi
kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.
b. Pramuka yang berhasil
memiliki ketrampilan dan kecakapan tertentu baik dalam bidang agama,
patriotisme, teknik pembangunan, kesehatan, maupun sosial, diberi tanda
kecakapan khusus melalui pelantikan.
10. Sistem Satuan Terpisah Untuk
Putera dan Puteri
a. Sebagai salah satu unsur
Metode Kepramukaan, Sistem Satuan Terpisah dimaksudkan untuk lebih
mengefektifkan proses pendidikan untuk mencapai hasil seoptimal mungkin
disesuaikan dengan kodratnya.
b. Sistem satuan terpisah untuk
putra dan putri dilaksanakan sebagai berikut :
1) Satuan Pramuka Puteri dibina
Pembina Puteri, Satuan Pramuka Putera dibina Pembina Putera, kecuali Perindukan
Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina Puteri.
2) Jika kegiatan
diselenggarakan dalam bentuk perkemahan bersama (misalnya Jambore, Raimuna,
Perkemahan Wirakarya, dsb) harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan
Putera dan Puteri terpisah.
11. Sistem Among
a. Dalam Gerakan Pramuka,
hubungan peserta didik dengan pembinanya adalah hubungan kemitraan pendidikan
yang berlandaskan kesukarelaan, saling percaya, saling menghargai dan saling
asah-asih-asuh. Pembina Pramuka sebagai orang dewasa mendengarkan aspirasi dan
kebutuhan peserta didik, menggabungkan diri dalam kegiatan untuk mendukung dan
menyertai peserta didik dalam proses kegiatan yang merupakan proses pendidikan
untuk membina dan mengembangkan mental/spiritual, fisik, intelektual, emosi dan
sosial peserta didik.
b. Dalam melaksanakan tugasnya
Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku berdasarkan :
1) cinta kasih, kejujuran, keadilan,
kepantasan, keprasahajaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan
sosial.
2) disiplin disertai inisiatif dan tanggung
jawab diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan
hidup serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) secara bertahap menyerahkan pimpinan
kegiatan sebanyak mungkin kepada peserta didik sedangkan pembina pramuka ada di
belakang memberi semangat, dorongan dan pengasuh yang baik.
III. PENUTUP
1. Metode Kepramukaan merupakan
cara belajar progresif melalui proses pendidikan praktis yang berkesinambungan
sepanjang hayat.
2. Metode Kepramukaan merupakan
suatu sistem yang dalam penggunaannya akan kait mengait antara unsur-unsur
metode kepramukaan yang satu dengan lainnya dan saling memperkuat serta
menunjang atas tercapainya tujuan pendidikan atas kegiatan yang dilakukan.
KEPUSTAKAAN/REFERENSI
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka
2. Panduan Praktis Membina Pramuka, Drs. H.
Endy R. Atmasulistya dkk.
3. How to Develop A Youth Programme, Programme
Package No. 1, World Oragnization of Scout Movement (WOSM).
4. How to Integrate an Activity into The Youth
Programme Aworld Scout Bureu Programme Package, WOSM.
No comments:
Post a Comment