Thursday, 25 August 2016

WIDYA WISATA PRAMUKA SIAGA

WIDYA WISATA PRAMUKA SIAGA


I.     PENDAHULUAN
1.    Widya wisata merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan, dimana para Pramuka Siaga secara bersama dalam suasana kekeluargaan yang penuh rasa kegembiraan menuju ke obyek wisata yang memiliki keunikan-keunikan tertentu serta dengan tata ruang yang diatur sangat baik, akan menambah semaraknya suasana widya wisata tersebut.

2.    Obyek-obyek wisata untuk Pramuka Siaga hendaknya dicarikan/dipilih obyek yang sesuai dengan hal-hal yang menarik, menyenangkan, yang selaras dengan tingkat perkembangan jiwa anak seusia Pramuka Siaga, yakni :
a.     suka  bermain-main, berlari-lari, meloncat-loncat dan memanjat-manjat
b.    suka meniru apa yang dilihatnya
c.     suka berkhayal karena alam khayalnya masih besar
d.    suka mendengarkan cerita
e.     belajar bergaul dengan teman-temanya

II.   MATERI POKOK
1.    Atas pertimbangan sebagaimana tersebut diatas obyek wisata yang dipilih hendaknya :
a.     memiliki keunikan, keindahan dan kenyamanan
b.    tersedia tempat  untuk bermain
c.     lingkungan yang sehat dan aman
d.    terdapat beberapa jenis/macam binatang jinak yang dapat dibelai-belai
e.     mudah dijangkau dan tidak melewati jalan dengan tikungan-tikungan tajam

2.    Acara  kegiatan dalam widya wisata Pramuka Siaga seyogyanya sudah dipersiapkan dengan baik sebelumnya, diantaranya :
a.     berdoa sebelum berangkat
b.    bernyanyi-nyanyi selama perjalanan
c.     bercerita tentang keunikan obyek wisata, flora dan fauna yang ada
d.    bermain-main diwilayah obyek wisata dengan acara kegiatan :
1)    disiapkan dalam bentuk "games"
2)    spontanitas dengan memanfaatkan tempat bermain yang ada
e.     berkreasi : melukis, mewarna, mematung pasir, dsb
f.     makan bersama
g.    berdoa setelah selesai perjalanan
      



3.    Setelah mengikuti wisata pada pertemuan latihan berikutnya para Pramuka Siaga diminta untuk " berbicara" menyampaikan pengalamanya ketika mengikuti widya wisata  Pembina Siaga (Yahda/Bunda/Pakcik/Bucik) berusaha menggalai temuan-temuan dari para Siaga dari kegiatan widya wisata, dihubungkan dengan pengalaman Dwisatya dan Dwidarma.

4.    Hal-hal yang perlu diperhatikan Pembina Pramuka Siaga untuk menunjang kegiatan widya wisata,
a.     Mengadakan peninjauan langsung ke beberapa obyek wisata yang diperkirakan akan dikunjungi, untuk mengamati dan mempelajari :
1)    keunikan yang terdapat pada obyek-obyek wisata tersebut
2)    tersedianya tempat bermain
3)    keadaan MCK
b.    Mencari  bus yang dalam kondisi baik
c.     Mengadakan pertemuan dengan orang tua Pramuka Siaga, untuk :
1)    menginformasikan rencana program widya wisata
2)    membicarakan tentang dukungan dana
3)    menghimbau orang tua untuk dapat ikut berwisata (untuk membantu pengawasan kepada putera-puteri mereka)
d.    mengusahakan surat ijin wisata ke Kwartir Cabang/Kwartir Ranting
e.     Mempersiapkan tenaga medis/dokter serta obat-obatan P3K
      
III. PENUTUP

Widya wisata merupakan alat pendidikan oleh karena itu para Pembina hendaknya betul-betul mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dari tahapan persiapan, pelaksanaan wisata dan penyajian acara-acara kegiatan di dalamnya, sampai ke tahap evaluasinya.  Bilamana hal tersebut tidak disiapkan dengan baik, tentu kegiatan wisata tidak akan dapat berfungsi sebagai alat pendidikan yang baik.


KEPUSTAKAAN
1.      PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA, Kwarnas, Jakarta. 1999
2.      SCOUTING AN EDUCATIONAL SYSTEM, WOSM, Genewa
3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.
4.      De Portes, Bobby-Mike Hemacki. QUANTUM LEARNING
5.      Bean, Reynold. Ed. M.CARA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK, Binarupa Aksara. Jakarta, 1995
6.      BAHAN KML. Kwarnas, Jakarta, 1983.








                                                                                      BS. G.M. 7.2
                                                         
                            
KARYA WISATA DAN PERKEMAHAN PRAMUKA PENGGALANG


I.     PENDAHULUAN
1.    Karya Wisata Pramuka Penggalang adalah suatu kegiatan rekreatif, yang menarik dan menantang dengan obyek wisata pusat-pusat industri : industri besar, industri kecil, industri hilir, industri berat, industri ringan dan industri rumah tangga, yang diikuti oleh para Pramuka Penggalang di bawah tanggungjawab Pembina Penggalang.
2.    Perkemahan Pramuka Penggalang merupakan kegiatan perkemahan di alam terbuka yang diikuti Pramuka Penggalang dalam kurun waktu tertentu dengan acara kegiatan bervariasi yang menarik, menyenangkan, dan menantang, dibawah bimbingan dan tanggung jawab Pembina Pramuka Penggalang.

II.   MATERI POKOK
1.    Karya Wisata Pramuka Penggalang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada para Pramuka Penggalang tentang seluk beluk suatu usaha ekonomi dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia ; kegiatan tersebut diharapkan juga dapat memberikan motivasi timbulnya kepedulian Pramuka Penggalang terhadap sektor-sektor usaha yang dapat membekali mereka dalam bidang usaha ekonomi di masa mendatang.

2.    Kegiatan Karya Wiasata Pramuka Penggalang merupakan kegiatan yang sangat menunjang proses pendidikan kewirausahaan yang dapat mengembangkan :
a.     kreativitas, kemampuan berfikir dan bertindak
b.    keuletan bekerja
c.     kesabaran dalam usaha
d.    semangat hidup mandiri  yang inovatif dan tidak kenal menyerah
e.     kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis
f.     keberanian untuk menghadapi resiko dalam usaha

3.    Perkemahan Pramuka Penggalang
       Perkemahan Pramuka Penggalang bertujuan, untuk :
a.     meningkatkan keyakinan  dan  ketakwaan pada Tuhan
b.    membina mental dan kepercayaan pada diri sendiri
c.     meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh
d.    meningkatkan daya kreasi, ketangkasan dan keterampilan
e.     membina kerja sama, gotong royong dan kerukunan
f.     melatih hidup prasahaja dan berswadaya
g.    memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman
h.    menanamkan kecintaan pada tanah air dan menumbuhkan kesadaran untuk berbakti.

4.    Kegiatan Karya Wisata dapat dikaitkan dengan Perkemahan Pramuka Penggalang, artinya pada saat Pramuka Penggalang sedang berkemah didalamnya terdapat kegiatan karya wisata atau setelah Pramuka Penggalang berkarya wisata kegiatannya dilanjutkan dengan berkemah.

5.    Hal-hal yang harus dipertimbangkan bila kegiatan karya wisata dilanjutkan dengan  berkemah (atau dalam berkemah terdapat acara karya wisata), ialah :
a.     tempat perkemahan sebaiknya berdekatan dengan obyek wisata
b.    obyek karya wisata diusahakan yang dapat memotivasi timbul dan berkembangnya jiwa kewirausahaan pada diri Pramuka Penggalang.

6.    Pelaksanaan Kegiatan
a.     Persiapan
       Dewan Pasukan Penggalang dengan dibantu dan dibimbing oleh Pembinanya :
1)    mengadakan observasi ke beberapa industri yang kemungkinan dijadikan sebagai obyek karya wisata, serta mencari lokasi berkemah yang memenuhi persyaratan.
2)    menetapkan obyek karya wisata dan lokasi berkemah
3)    menyusun program karya wisata dan kegiatan dalam perkemahan
4)    menghimpun dukungan dana kegiatan dari orang tua, Mabigus dan para donatur.
5)    mempersiapkan pembekalan
6)    mengupayakan ijin dari orang tua dan Kwartir Cabang/Kwartir Ranting
b.    Pelaksanaan
1)    Dewan Penggalang secara langsung dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan ini dengan pengawasan, bantuan dan bimbingan Pembina.
2)    secara maksimal acara yang sudah tersusun diupayakan dapat di laksanakan dengan sebaik-baiknya.
3)    bilamana dalam pelaksanaan ditemukan tantangan dan hambatan, akan diupakan pemecahan
c.     Evaluasi
1)    peserta didik juga akan dilibatkan dalam mengevaluasi kegiatannya, dan hasil evaluasi yang didapat akan sangat bermanfaat bagi kegiatan serupa dimasa mendatang.
2)    Pembina mencatat perkembangan prestasi, keterampilan, serta perkembangan sikap dan kepribadian peserta didik selama kegiatan berlangsung





III. PENUTUP
Karya Wisata Pramuka  Penggalang serta perkemahan Pramuka Penggalang merupakan alat pendidikan dalam mendidikan jiwa kewirausahaan para Pramuka Penggalang.   Pembina Pramuka Penggalang yang bijak akan memberi kesempatan kepada peserta didik asuhannya untuk terlibat langsung pada semua kegiatan mereka, sedang Pembina hanya menempatkan dirinya sebagai pendamping, pembantu dan memberi dukungan agar program mereka dapat dilaksanakan dengan lancar dan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.


KEPUSTAKAAN
1.      Siagian Salim Drs. MBA. KEWIRAUSAHAAN. Jakarta
2.      PANDUAN KEGIATAN PERKEMAHAN DAN KETERAMPILAN PRAMUKA, Kwarda, DKI. Jakarta, 1999
3.      Singgih. M. Teresa. MARI BERKEMAH. Jakarta. 1995
4.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.































                                                                                      BS. T.M. 7.2
                                               
ADAT AMBALAN, SANDI AMBALAN, DAN RENUNGAN JIWA PRAMUKA  PENEGAK 


I.     PENDAHULUAN
1.    Pramuka Penegak adalah kaum muda yang pada tingkat perkembangan jiwanya diantaranya pada kondisi :
a.     mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.
b.    memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
c.     kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga labih stabil dan lebih terkendali.

2.    Kaum muda seusia Pramuka Penegak berfikir kritis, realistis, rasional dalam berpendapat dan dalam perilakunya tercermin menggunakan pendekatan kultural serta apa yang menjadi masukan dicerna melewati perenungan-perenungan.  Perkembangan semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia sebelumnya (S dan G).

3.    Pada kegiatan Pramuka Penegak kita dapati adanya :
a.     Adat Ambalan
b.    Sandi Ambalan
c.     Renungan Jiwa
      
II.   MATERI POKOK
1.    Adat  merupakan kebiasaan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat lingkungan setempat yang sudah berlaku dari masa ke masa, sehingga terkesan merupakan peraturan dan tata nilai di masyarakat yang oleh anggotanya dijaga dan dilestarikan menjadi pedoman pergaulan dalam kehidupan di masyarakat.  Adat bersifat lokal, hanya berlaku di masyarakat tertentu dan tidak berlaku di masyarakat yang lain.

2.    ADAT AMBALAN PRAMUKA PENEGAK
a.     Adat Ambalan merupakan adat kebiasaan yang diciptakan oleh Ambalan Penegak dan disepakati sebagai suatu yang harus ditaati serta merupakan tata nilai yang dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan kepeduliaan  terhadap Tuhan YME, kepedulian pada bangsa dan tanah air sesama hidup dan alam lingkungannya kepedulian terhadap diri pribadinya, serta ketaatannya pada Kode Kehormatan Pramuka.
       Anggota adat (Pramuka Penegak dalam Ambalan yang bersangkutan) bila berprestasi akan diberikan penghargaan sedang yang tersebut melanggar adat akan dikenakan sangsi.


b.    Untuk dapat melestarikan Adat Ambalan, Dewan Ambalan Penegak menetapkan seorang atau beberapa orang Pemangku Adat yang dipilih dari anggota Ambalan yang senior, berpandangan luas dan teguh menjaga Adat Ambalan yang ada.
c.     Macam-macam Adat Ambalan
       Sedikit banyaknya yang manjadi Adat dalam Ambalan tergantung pada Ambalan itu sendiri.
       Contoh-contoh Adat Ambalan (yang pernah ada)
1)    Adat Ambalan pada saat penerimaan calon Penegak dari Tamu Ambalan.
       Setelah Tamu Ambalan ialah pemuda atau Pramuka penggalang yang sudah berusia 16 tahun yang berminat untuk mengikuti kegiatan Pramuka Penegak beberapa kali mengikuti latihan/kegiatan Pramuka Penegak, Tamu Ambalan dihadapkan dewan kehormatan Ambalan untuk diwawancari apakah dia benar-benar tertarik dengan kegiatan Pramuka Penegak dan apakah selama ini dia aktif mengikuti kegiatan Ambalan.  Atas kemantapan tekat Tamu Ambalan tersebut dalam mengikuti kegiatan Ambalan, Dewan Kehormatan Ambalan menetapkan bahwa yang bersangkutan diterima sebagai calon Pramuka Penegak dengan harapan yang bersangkutan mengikuti keaktifannya dan menyelesaikan SKU Pramuka  Penegak Bantara.
2)    Adat Ambalan pada saat Calon Pramuka Penegak menyelesaikan SKU Pramuka Penegak Bantara
-      pada proses menyelesaikan SKU, calon Penegak didampingi oleh 2 (dua) orang Pramuka Penegak Bantara Laksana sebagai monitor, pembimbing dan pengamat perkembangan keterampilan dan sikap calon Penegak selama mengikuti kegiatan Ambalan.
-      pada saat menjelang pelantikan sebagai Penegak Bantara : calon diharuskan menjalankan tugas-tugas spritual, misalnya : berpuasa selama 2 (dua) kali penuh, membaca beberapa renungan jiwa dengan tujuan untuk lebih memantapkan semangat dan tekadnya untuk menjalankan tugas-tugas selanjutnya.
-      setelah tugas-tugas spiritual tersebut selesai dilaksanakan , calon diminta menyucikan diri dan membuang jauh-jauh hal-hal yang bersifat negatif.  Upacara adat ini disembuhkan dengan membasuh muka, berkumur, membasuh telinga dan tangan serta mengeringkan dengan handuk, kemudian handuk yang mengandung kotoran, akibat perbuatan dan sikap negatif yang pernah dilakukan dibuang.
3)    Adat Ambalan membaca Renungan jiwa
       Aadt ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian anggota Ambalan terhadap Tuhan YME, tanah air, bangsa, masyarakat, alam, lingkungan, diri sendiri serta ketaatannya kepada Kode Kehormatan Pramuka.


Misalnya : Renungan jiwa pada saat :
-      peringatan hari besar nasional/agama
-      selesai upacara pelantikan
-      terdapat anggota Ambalan yang mengingkari/melanggar Trisatya/Dasadarma
4)    Adat Ambalan ketika seseorang akan dilakukan pelantikan Penegak Pelaksana.
5)    Adat Ambalan ketika melepas anggota Ambalan yang akan membaktikan diri ke masyarakat 
 d.   Perlengkapan Adat Ambalan
1)    Pusaka Ambalan
       Sesuatu yang bersejarah bagi ambalan dan disepakati untuk dijadikan pusaka adat, yang akan dihadirkan pada saat upacara adat dilakukan.
2)    beberapa macam Renungan jiwa
3)    beberapa Sandi Ambalan
4)    kostum Pemangku Adat
5)    perlengkapan Upacara Adat
      
3.    SANDI AMBALAN PRAMUKA PENEGAK
a.     Sandi Ambalan disusun oleh dan untuk Pramuka Penegak sendiri yang kemudian oleh Pemangku Adat ditetapkan sebagai perangkat Adat Ambalan.  Dalam proses penyusunannya, Pembina Pramuka Penegak memberikan pengarahan bahwa sumber utama dalam penyusunan Sandi Ambalan ialah :
1)    Pancasila
2)    Prinsip Dasar Kepramukaan
3)    Kode Kehormatan Pramuka
4)    AD dan ART Gerakan Pramuka
5)    Norma-norma  agama dan masyarakat
6)    Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda.
b.    Setiap  Ambalan memiliki Sandi Ambalan, yang merupakan norma hidup bagi Pramuka Penegak dalam Ambalan tersebut ; dengan demikian Sandi Ambalan hanya berlaku bagi anggota Ambalan tertentu dan tidak berlaku bagi Anggota Ambalan lain
c.     Bagi Pramuka Penegak, Sandi Ambalan merupakan sesuatu yang disakralkan, oleh karena itu ketika Sandi Ambalan dibacakan para Pramuka Penegak mengikutinya dengan cermat dalam suasana yang hening dan bahkan ada yang mengikutinya dengan sikap tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Pemangku Adat Ambalan.
d.    Contoh Sandi Ambalan
       Dengar kata-kata Sandi ambalan kita
       Disini .... berdiri
      putera/puteri Indonesia sejati
          tegak tubuhnya
teguh imannya
amal ibadat menghias hidupnya
dan
selalu takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Yakin akan keesaan dan keagungan-Nya
selalu mensyukuri nikmat Tuhan yang dirasakannya
melindungi alam dan melestarikan lingkungan
ciptaan Tuhan yang tiada bandingannya

Kemenangannya membuktikan kemenangannya
Kemenangan atas gejolak jiwa
yang bergelora selama menjadi pemuda

Patuh akan keputusan musyawarah
bermanfaat atas berbagi pendapat
tugas terlaksana tanpa debat
karena berpegang pada filsafat
tanpa dukungan sehabat dan sesama umat
teman pramuka sebagai saudara debat
tiada banyak yang dapat ia perbuat

Menolong sesama dikerjakan dengan ikhlas
tiada mengharap puji dan balas
keberhasilan usaha berbuah senyuman puas

Kebersihan akibat kerajinan dan ketekunan
ketangkasan dan keterampilan
tabah, tangguh dan sabar
bertekad baja, berhati sutera
selalu gembira dalam suka dan duka

Hemat menggunakan tenaga
pikiran serta harta miliknya
berkerja dengan cermat dan tertata
bersahaja dalam hidupnya

Disiplin dan berani dalan tindak
atas keputusan yang penuh bijak
'ntuk mewujudkan kesetiaan kepada orang tua
pemimpin, guru, bangsa, negara dan agama

Bertanggung jawab atas dirinya
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara
Berkata nyata
tidak setengah nyata
atau dapat berarti dua

Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
jadi kebiasaan dalam menjaga harkat dan martabatnya
sebagai insan Tuhan yang setia
dan warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila

DHARMA SAKTI ......... SATYA BAKTI
itulah cita-cita Ambalan kita
                                                (dikutip dari rujukan KMD, 1983)

4.    RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK   
a.     Renungan ialah suatu naskah singkat yang menguasai nilai-nilai spiritual, mental dan moral dalam upaya mengamalkan satya dan darma Pramuka
b.    Renungan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetuk hati para Pramuka Penegak agar selalu ingat Satya dan Darmanya dan selalu mengamalkannya sesuai dengan motto :
       Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan
c.     Naskah renungan disusun oleh Pramuka Penegak sendiri, dengan bimbingan Pembina mereka dan dijaga kelestariannya oleh Pemangku Adat
d.    Macam-macam Naskah renungan, diantaranya:
1)    renungan bagi mereka yang akan dilantik
2)    renungan bagi mereka yang sedang mengalami masalah
3)    bebarapa renungan dalam menperingati hari besar nasional
4)    beberapa renungan dalam memperingati hari besar agama
5)    renungan pada upacara penutupan latihan

III. PENUTUP
Adat  Ambalan, Sandi Ambalan dan Renungan Jiwa Pramuka Penegak bagi kita (Pembina Pramuka Penegak) merupakan alat pendidikan ; oleh karena itu dalam proses penyusunannya hendaknya diupayakan agar Pembina Pramuka Penegak yang bersangkutan terlibat dalam posisi sebagai pembimbing, dan pengerak supaya Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan renungan jiwa tersebut tidak menyimpang dari :
1.    Pancasila dan UUD 1945
2.    Prinsip Dasar Kepramukaan
3.    Kode Kehormatan Pramuka
4.    AD dan ART Gerakan Pramuka
5.    Norma-norma Agama dan Masyarakat
6.    Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda

KEPUSTAKAAN
1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan     Kep   Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999.  Jakarta, 1999.
2.      PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA. Kwarnas. Jakarta. 1999
3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.
4.      Rujukan KML. Kwarnas. Jakarta. 1983


No comments: