WIDYA WISATA PRAMUKA SIAGA
WIDYA WISATA PRAMUKA SIAGA
I. PENDAHULUAN
1. Widya wisata merupakan suatu kegiatan yang
sangat menyenangkan, dimana para Pramuka Siaga secara bersama dalam suasana
kekeluargaan yang penuh rasa kegembiraan menuju ke obyek wisata yang memiliki
keunikan-keunikan tertentu serta dengan tata ruang yang diatur sangat baik,
akan menambah semaraknya suasana widya wisata tersebut.
2. Obyek-obyek wisata untuk Pramuka Siaga
hendaknya dicarikan/dipilih obyek yang sesuai dengan hal-hal yang menarik,
menyenangkan, yang selaras dengan tingkat perkembangan jiwa anak seusia Pramuka
Siaga, yakni :
a. suka
bermain-main, berlari-lari, meloncat-loncat dan memanjat-manjat
b. suka meniru apa yang dilihatnya
c. suka berkhayal karena alam khayalnya masih
besar
d. suka mendengarkan cerita
e. belajar bergaul dengan teman-temanya
II. MATERI POKOK
1. Atas pertimbangan sebagaimana tersebut
diatas obyek wisata yang dipilih hendaknya :
a. memiliki keunikan, keindahan dan kenyamanan
b. tersedia tempat untuk bermain
c. lingkungan yang sehat dan aman
d. terdapat beberapa jenis/macam binatang jinak
yang dapat dibelai-belai
e. mudah dijangkau dan tidak melewati jalan
dengan tikungan-tikungan tajam
2. Acara kegiatan dalam widya wisata Pramuka Siaga
seyogyanya sudah dipersiapkan dengan baik sebelumnya, diantaranya :
a. berdoa sebelum berangkat
b. bernyanyi-nyanyi selama
perjalanan
c. bercerita tentang keunikan
obyek wisata, flora dan fauna yang ada
d. bermain-main diwilayah obyek
wisata dengan acara kegiatan :
1) disiapkan dalam bentuk
"games"
2) spontanitas dengan
memanfaatkan tempat bermain yang ada
e. berkreasi : melukis,
mewarna, mematung pasir, dsb
f. makan bersama
g. berdoa setelah selesai
perjalanan
3. Setelah mengikuti wisata pada pertemuan
latihan berikutnya para Pramuka Siaga diminta untuk " berbicara"
menyampaikan pengalamanya ketika mengikuti widya wisata Pembina Siaga (Yahda/Bunda/Pakcik/Bucik)
berusaha menggalai temuan-temuan dari para Siaga dari kegiatan widya wisata,
dihubungkan dengan pengalaman Dwisatya dan Dwidarma.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan Pembina
Pramuka Siaga untuk menunjang kegiatan widya wisata,
a. Mengadakan peninjauan langsung ke beberapa
obyek wisata yang diperkirakan akan dikunjungi, untuk mengamati dan mempelajari
:
1) keunikan yang terdapat pada obyek-obyek
wisata tersebut
2) tersedianya tempat bermain
3) keadaan MCK
b. Mencari
bus yang dalam kondisi baik
c. Mengadakan pertemuan dengan orang tua
Pramuka Siaga, untuk :
1) menginformasikan rencana program widya
wisata
2) membicarakan tentang dukungan dana
3) menghimbau orang tua untuk dapat ikut
berwisata (untuk membantu pengawasan kepada putera-puteri mereka)
d. mengusahakan surat ijin wisata ke Kwartir
Cabang/Kwartir Ranting
e. Mempersiapkan tenaga medis/dokter serta
obat-obatan P3K
III. PENUTUP
Widya wisata merupakan alat
pendidikan oleh karena itu para Pembina hendaknya betul-betul mempersiapkan
diri dengan sebaik-baiknya dari tahapan persiapan, pelaksanaan wisata dan
penyajian acara-acara kegiatan di dalamnya, sampai ke tahap evaluasinya. Bilamana hal tersebut tidak disiapkan dengan
baik, tentu kegiatan wisata tidak akan dapat berfungsi sebagai alat pendidikan
yang baik.
KEPUSTAKAAN
1. PENDIDIKAN NILAI GERAKAN
PRAMUKA, Kwarnas, Jakarta. 1999
2. SCOUTING AN EDUCATIONAL
SYSTEM, WOSM, Genewa
3. Atmasulistya, Drs. H.
Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.
4. De Portes, Bobby-Mike
Hemacki. QUANTUM LEARNING
5. Bean, Reynold. Ed. M.CARA
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK, Binarupa Aksara. Jakarta, 1995
6. BAHAN KML. Kwarnas,
Jakarta, 1983.
BS.
G.M. 7.2
KARYA WISATA DAN PERKEMAHAN PRAMUKA PENGGALANG
I. PENDAHULUAN
1. Karya Wisata Pramuka Penggalang adalah suatu
kegiatan rekreatif, yang menarik dan menantang dengan obyek wisata pusat-pusat
industri : industri besar, industri kecil, industri hilir, industri berat,
industri ringan dan industri rumah tangga, yang diikuti oleh para Pramuka
Penggalang di bawah tanggungjawab Pembina Penggalang.
2. Perkemahan Pramuka Penggalang merupakan
kegiatan perkemahan di alam terbuka yang diikuti Pramuka Penggalang dalam kurun
waktu tertentu dengan acara kegiatan bervariasi yang menarik, menyenangkan, dan
menantang, dibawah bimbingan dan tanggung jawab Pembina Pramuka Penggalang.
II. MATERI POKOK
1. Karya Wisata Pramuka Penggalang dilakukan
dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada para Pramuka Penggalang tentang
seluk beluk suatu usaha ekonomi dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia ;
kegiatan tersebut diharapkan juga dapat memberikan motivasi timbulnya
kepedulian Pramuka Penggalang terhadap sektor-sektor usaha yang dapat membekali
mereka dalam bidang usaha ekonomi di masa mendatang.
2. Kegiatan Karya Wiasata Pramuka Penggalang
merupakan kegiatan yang sangat menunjang proses pendidikan kewirausahaan yang
dapat mengembangkan :
a. kreativitas, kemampuan berfikir dan
bertindak
b. keuletan bekerja
c. kesabaran dalam usaha
d. semangat hidup mandiri yang inovatif dan tidak kenal menyerah
e. kemampuan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan secara sistematis
f. keberanian untuk menghadapi resiko dalam
usaha
3. Perkemahan Pramuka Penggalang
Perkemahan Pramuka Penggalang bertujuan,
untuk :
a. meningkatkan keyakinan dan
ketakwaan pada Tuhan
b. membina mental dan kepercayaan pada diri
sendiri
c. meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh
d. meningkatkan daya kreasi, ketangkasan dan
keterampilan
e. membina kerja sama, gotong royong dan
kerukunan
f. melatih hidup prasahaja dan berswadaya
g. memperluas pengetahuan dan menambah
pengalaman
h. menanamkan kecintaan pada tanah air dan
menumbuhkan kesadaran untuk berbakti.
4. Kegiatan Karya Wisata dapat dikaitkan dengan
Perkemahan Pramuka Penggalang, artinya pada saat Pramuka Penggalang sedang
berkemah didalamnya terdapat kegiatan karya wisata atau setelah Pramuka
Penggalang berkarya wisata kegiatannya dilanjutkan dengan berkemah.
5. Hal-hal yang harus dipertimbangkan bila
kegiatan karya wisata dilanjutkan dengan
berkemah (atau dalam berkemah terdapat acara karya wisata), ialah :
a. tempat perkemahan sebaiknya berdekatan
dengan obyek wisata
b. obyek karya wisata diusahakan yang dapat
memotivasi timbul dan berkembangnya jiwa kewirausahaan pada diri Pramuka
Penggalang.
6. Pelaksanaan Kegiatan
a. Persiapan
Dewan Pasukan Penggalang dengan dibantu
dan dibimbing oleh Pembinanya :
1) mengadakan observasi ke beberapa industri
yang kemungkinan dijadikan sebagai obyek karya wisata, serta mencari lokasi
berkemah yang memenuhi persyaratan.
2) menetapkan obyek karya wisata dan lokasi
berkemah
3) menyusun program karya wisata dan kegiatan
dalam perkemahan
4) menghimpun dukungan dana kegiatan dari orang
tua, Mabigus dan para donatur.
5) mempersiapkan pembekalan
6) mengupayakan ijin dari orang tua dan Kwartir
Cabang/Kwartir Ranting
b. Pelaksanaan
1) Dewan Penggalang secara langsung dilibatkan
dalam pelaksanaan kegiatan ini dengan pengawasan, bantuan dan bimbingan
Pembina.
2) secara maksimal acara yang sudah tersusun
diupayakan dapat di laksanakan dengan sebaik-baiknya.
3) bilamana dalam pelaksanaan ditemukan
tantangan dan hambatan, akan diupakan pemecahan
c. Evaluasi
1) peserta didik juga akan dilibatkan dalam
mengevaluasi kegiatannya, dan hasil evaluasi yang didapat akan sangat
bermanfaat bagi kegiatan serupa dimasa mendatang.
2) Pembina mencatat perkembangan prestasi, keterampilan,
serta perkembangan sikap dan kepribadian peserta didik selama kegiatan
berlangsung
III. PENUTUP
Karya Wisata Pramuka Penggalang serta perkemahan Pramuka
Penggalang merupakan alat pendidikan dalam mendidikan jiwa kewirausahaan para
Pramuka Penggalang. Pembina Pramuka
Penggalang yang bijak akan memberi kesempatan kepada peserta didik asuhannya
untuk terlibat langsung pada semua kegiatan mereka, sedang Pembina hanya
menempatkan dirinya sebagai pendamping, pembantu dan memberi dukungan agar
program mereka dapat dilaksanakan dengan lancar dan mencapai tujuan sebagaimana
yang diharapkan.
KEPUSTAKAAN
1. Siagian Salim Drs. MBA.
KEWIRAUSAHAAN. Jakarta
2. PANDUAN KEGIATAN
PERKEMAHAN DAN KETERAMPILAN PRAMUKA, Kwarda, DKI. Jakarta, 1999
3. Singgih. M. Teresa. MARI
BERKEMAH. Jakarta. 1995
4. Atmasulistya, Drs. H.
Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.
BS.
T.M. 7.2
ADAT AMBALAN, SANDI AMBALAN, DAN RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK
I. PENDAHULUAN
1. Pramuka Penegak adalah kaum muda yang pada
tingkat perkembangan jiwanya diantaranya pada kondisi :
a. mampu mengungkapkan pendapat dan
perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.
b. memperkuat penguasaan diri atas dasar skala
nilai dan norma
c. kehidupan emosinya mulai terintegrasi
dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga labih stabil dan lebih terkendali.
2. Kaum muda seusia Pramuka Penegak berfikir
kritis, realistis, rasional dalam berpendapat dan dalam perilakunya tercermin
menggunakan pendekatan kultural serta apa yang menjadi masukan dicerna melewati
perenungan-perenungan. Perkembangan
semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia sebelumnya (S dan G).
3. Pada kegiatan Pramuka Penegak kita dapati
adanya :
a. Adat Ambalan
b. Sandi Ambalan
c. Renungan Jiwa
II. MATERI POKOK
1. Adat
merupakan kebiasaan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat
lingkungan setempat yang sudah berlaku dari masa ke masa, sehingga terkesan
merupakan peraturan dan tata nilai di masyarakat yang oleh anggotanya dijaga
dan dilestarikan menjadi pedoman pergaulan dalam kehidupan di masyarakat. Adat bersifat lokal, hanya berlaku di
masyarakat tertentu dan tidak berlaku di masyarakat yang lain.
2. ADAT AMBALAN PRAMUKA PENEGAK
a. Adat Ambalan merupakan adat kebiasaan yang
diciptakan oleh Ambalan Penegak dan disepakati sebagai suatu yang harus ditaati
serta merupakan tata nilai yang dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan
kepeduliaan terhadap Tuhan YME,
kepedulian pada bangsa dan tanah air sesama hidup dan alam lingkungannya
kepedulian terhadap diri pribadinya, serta ketaatannya pada Kode Kehormatan
Pramuka.
Anggota adat (Pramuka Penegak dalam
Ambalan yang bersangkutan) bila berprestasi akan diberikan penghargaan sedang
yang tersebut melanggar adat akan dikenakan sangsi.
b. Untuk dapat melestarikan Adat Ambalan, Dewan
Ambalan Penegak menetapkan seorang atau beberapa orang Pemangku Adat yang
dipilih dari anggota Ambalan yang senior, berpandangan luas dan teguh menjaga
Adat Ambalan yang ada.
c. Macam-macam Adat Ambalan
Sedikit banyaknya yang manjadi Adat dalam
Ambalan tergantung pada Ambalan itu sendiri.
Contoh-contoh Adat Ambalan (yang pernah
ada)
1) Adat Ambalan pada saat penerimaan calon
Penegak dari Tamu Ambalan.
Setelah Tamu Ambalan ialah pemuda atau
Pramuka penggalang yang sudah berusia 16 tahun yang berminat untuk mengikuti
kegiatan Pramuka Penegak beberapa kali mengikuti latihan/kegiatan Pramuka
Penegak, Tamu Ambalan dihadapkan dewan kehormatan Ambalan untuk diwawancari
apakah dia benar-benar tertarik dengan kegiatan Pramuka Penegak dan apakah
selama ini dia aktif mengikuti kegiatan Ambalan. Atas kemantapan tekat Tamu Ambalan tersebut
dalam mengikuti kegiatan Ambalan, Dewan Kehormatan Ambalan menetapkan bahwa
yang bersangkutan diterima sebagai calon Pramuka Penegak dengan harapan yang
bersangkutan mengikuti keaktifannya dan menyelesaikan SKU Pramuka Penegak Bantara.
2) Adat Ambalan pada saat Calon Pramuka Penegak
menyelesaikan SKU Pramuka Penegak Bantara
- pada proses menyelesaikan SKU, calon
Penegak didampingi oleh 2 (dua) orang Pramuka Penegak Bantara Laksana sebagai
monitor, pembimbing dan pengamat perkembangan keterampilan dan sikap calon
Penegak selama mengikuti kegiatan Ambalan.
- pada saat menjelang pelantikan sebagai
Penegak Bantara : calon diharuskan menjalankan tugas-tugas spritual, misalnya :
berpuasa selama 2 (dua) kali penuh, membaca beberapa renungan jiwa dengan
tujuan untuk lebih memantapkan semangat dan tekadnya untuk menjalankan
tugas-tugas selanjutnya.
- setelah tugas-tugas spiritual tersebut
selesai dilaksanakan , calon diminta menyucikan diri dan membuang jauh-jauh
hal-hal yang bersifat negatif. Upacara
adat ini disembuhkan dengan membasuh muka, berkumur, membasuh telinga dan
tangan serta mengeringkan dengan handuk, kemudian handuk yang mengandung
kotoran, akibat perbuatan dan sikap negatif yang pernah dilakukan dibuang.
3) Adat Ambalan membaca Renungan jiwa
Aadt ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kepedulian anggota Ambalan terhadap Tuhan YME, tanah air, bangsa,
masyarakat, alam, lingkungan, diri sendiri serta ketaatannya kepada Kode
Kehormatan Pramuka.
Misalnya :
Renungan jiwa pada saat :
- peringatan hari besar nasional/agama
- selesai upacara pelantikan
- terdapat anggota Ambalan yang
mengingkari/melanggar Trisatya/Dasadarma
4) Adat Ambalan ketika seseorang akan dilakukan
pelantikan Penegak Pelaksana.
5) Adat Ambalan ketika melepas anggota Ambalan
yang akan membaktikan diri ke masyarakat
d. Perlengkapan
Adat Ambalan
1) Pusaka Ambalan
Sesuatu yang bersejarah bagi ambalan dan
disepakati untuk dijadikan pusaka adat, yang akan dihadirkan pada saat upacara
adat dilakukan.
2) beberapa macam Renungan jiwa
3) beberapa Sandi Ambalan
4) kostum Pemangku Adat
5) perlengkapan Upacara Adat
3. SANDI AMBALAN PRAMUKA PENEGAK
a. Sandi Ambalan disusun oleh dan untuk
Pramuka Penegak sendiri yang kemudian oleh Pemangku Adat ditetapkan sebagai
perangkat Adat Ambalan. Dalam proses
penyusunannya, Pembina Pramuka Penegak memberikan pengarahan bahwa sumber utama
dalam penyusunan Sandi Ambalan ialah :
1) Pancasila
2) Prinsip Dasar Kepramukaan
3) Kode Kehormatan Pramuka
4) AD dan ART Gerakan Pramuka
5) Norma-norma
agama dan masyarakat
6) Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian
kaum muda.
b. Setiap
Ambalan memiliki Sandi Ambalan, yang merupakan norma hidup bagi Pramuka
Penegak dalam Ambalan tersebut ; dengan demikian Sandi Ambalan hanya berlaku
bagi anggota Ambalan tertentu dan tidak berlaku bagi Anggota Ambalan lain
c. Bagi Pramuka Penegak, Sandi Ambalan
merupakan sesuatu yang disakralkan, oleh karena itu ketika Sandi Ambalan
dibacakan para Pramuka Penegak mengikutinya dengan cermat dalam suasana yang
hening dan bahkan ada yang mengikutinya dengan sikap tertentu sebagaimana
ditetapkan oleh Pemangku Adat Ambalan.
d. Contoh Sandi Ambalan
Dengar kata-kata Sandi ambalan kita
Disini .... berdiri
putera/puteri
Indonesia sejati
tegak tubuhnya
teguh
imannya
amal
ibadat menghias hidupnya
dan
selalu
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Yakin
akan keesaan dan keagungan-Nya
selalu
mensyukuri nikmat Tuhan yang dirasakannya
melindungi
alam dan melestarikan lingkungan
ciptaan
Tuhan yang tiada bandingannya
Kemenangannya
membuktikan kemenangannya
Kemenangan
atas gejolak jiwa
yang
bergelora selama menjadi pemuda
Patuh
akan keputusan musyawarah
bermanfaat
atas berbagi pendapat
tugas
terlaksana tanpa debat
karena
berpegang pada filsafat
tanpa dukungan sehabat dan sesama umat
teman pramuka sebagai saudara debat
tiada banyak yang dapat ia perbuat
Menolong
sesama dikerjakan dengan ikhlas
tiada
mengharap puji dan balas
keberhasilan
usaha berbuah senyuman puas
Kebersihan
akibat kerajinan dan ketekunan
ketangkasan
dan keterampilan
tabah,
tangguh dan sabar
bertekad
baja, berhati sutera
selalu
gembira dalam suka dan duka
Hemat
menggunakan tenaga
pikiran
serta harta miliknya
berkerja
dengan cermat dan tertata
bersahaja
dalam hidupnya
Disiplin
dan berani dalan tindak
atas
keputusan yang penuh bijak
'ntuk
mewujudkan kesetiaan kepada orang tua
pemimpin,
guru, bangsa, negara dan agama
Bertanggung
jawab atas dirinya
keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara
Berkata
nyata
tidak
setengah nyata
atau
dapat berarti dua
Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
jadi
kebiasaan dalam menjaga harkat dan martabatnya
sebagai
insan Tuhan yang setia
dan
warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila
DHARMA
SAKTI ......... SATYA BAKTI
itulah
cita-cita Ambalan kita
(dikutip
dari rujukan KMD, 1983)
4. RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK
a. Renungan ialah suatu naskah singkat yang
menguasai nilai-nilai spiritual, mental dan moral dalam upaya mengamalkan satya
dan darma Pramuka
b. Renungan dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetuk hati para Pramuka Penegak agar selalu ingat Satya dan Darmanya dan
selalu mengamalkannya sesuai dengan motto :
Satyaku
kudarmakan, darmaku kubaktikan
c. Naskah renungan disusun oleh Pramuka
Penegak sendiri, dengan bimbingan Pembina mereka dan dijaga kelestariannya oleh
Pemangku Adat
d. Macam-macam Naskah renungan, diantaranya:
1) renungan bagi mereka yang akan dilantik
2) renungan bagi mereka yang sedang mengalami
masalah
3) bebarapa renungan dalam menperingati hari
besar nasional
4) beberapa renungan dalam memperingati hari
besar agama
5) renungan pada upacara penutupan latihan
III. PENUTUP
Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan Renungan Jiwa
Pramuka Penegak bagi kita (Pembina Pramuka Penegak) merupakan alat pendidikan ;
oleh karena itu dalam proses penyusunannya hendaknya diupayakan agar Pembina
Pramuka Penegak yang bersangkutan terlibat dalam posisi sebagai pembimbing, dan
pengerak supaya Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan renungan jiwa tersebut tidak
menyimpang dari :
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Prinsip Dasar Kepramukaan
3. Kode Kehormatan Pramuka
4. AD dan ART Gerakan Pramuka
5. Norma-norma Agama dan
Masyarakat
6. Hal-hal yang menunjang
pembinaan kepribadian kaum muda
KEPUSTAKAAN
1. AD & ART GERAKAN
PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan
Kep Ka. Kwarnas No. 107 Th
1999. Jakarta, 1999.
2. PENDIDIKAN NILAI GERAKAN
PRAMUKA. Kwarnas. Jakarta. 1999
3. Atmasulistya, Drs. H.
Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.
4. Rujukan KML. Kwarnas.
Jakarta. 1983
No comments:
Post a Comment