2. Kasih Sayang Rasulullah saw.
terhadap Anak, Keluarga, Orang tua dan Masyarakat
Selain memiliki sifat jujur dalam berdagang dan
bergaul, Rasulullah saw. pun saying terhadap keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
Pada zaman Jahiliyah, penduduk Mekah tidak menghargai anak perempuan. Namun
nabi Muhammad saw. Justru menggendong putrinya Fatimah yang masih balita sambil
tawaf
– mengelilingi Ka’bah. Begitu pula setelah
Fatimah dewasa dan dikaruniai anak ; Rasulullah saw.
Menyayangi cucunya yang bernama Hasan dan
Husein. Sebagaimana dikisahkan dalam hadiś beliau yang artinya berikut ini.
“Nabi
Muhammad saw. mencium cucunya Hasan bin Ali r.a., sedangkan di dekat beliau ada
Aqra’ bin Hābis. Aqra’ berkata: “Aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku tidak pernah
mencium seorang pun di antara mereka.” Mendengar hal itu, Rasulullah saw.
memandang Aqra’ lalu bersabda:
"Barangsiapa tidak mau berbelas kasih,
maka ia tidak akan mendapatkan belas kasih.” (H.R. al-Bukhari
dan Muslim). Selain ayat di atas hadis Rasulullah saw.,
mengajarkan pula untuk hormat kepada Orangtua yang artinya berikut ini.
“Aku
(Ibnu Mas’ud) pernah bertanya kepada nabi saw..:”Amal apakah yang
paling
disukai oleh Allah Swt.?” Nabi saw. bersabda: “ Mengerjakan salat tepat pada
waktunya.” Aku bertanya lagi: “Kemudian apa?” Nabi saw. menjawab:
“Berbaktilah
kepada kedua orangtua.” Aku kembali bertanya: “Lalu apa lagi?” Nabi saw.
menjawab: “Jihad fi
sabilillah.”
(H.R. al-Bukhari
dan Muslim).
Rasulullah saw. tidak pernah menyakiti hati
orang lain. Hal itu dapat dibuktikan dalam hadiś beliau yang artinya: “
Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. Dan Hari Akhir, maka hendaklah ia
berkata yang baik atau diam.” (H.R. al-Bukhari
dan Muslim).
No comments:
Post a Comment