Thursday, 17 November 2016

Nabi Muhammad saw. “al-Amin “

Nabi Muhammad saw. “al-Amin

1. Nabi Muhammad saw. “al-Amin

Kalian tentunya sudah mempelajari kisah dua puluh lima nabi. Nabi Muhammad saw. pasti disebut sebagai nabi kedua puluh lima atau nabi terakhir. Nabi Muhammad saw. sejak kecil sudah menjadi yatim piatu. Oleh sebab itu beliau sangat mencintai anak yatim dan menganjurkan umatnya untuk merawat, mendidik dan mencintai anak yatim.
Di samping itu nabi Muhammad saw. terkenal sangat jujur. Sikap jujur tersebut sudah diperlihatkan sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Pada usia remaja, beliau diminta bantuan oleh pamannya untuk membawa barang dagangan Siti Khadijah binti Khuwailid yang kaya dan dihormati di kota Mekah. Pada usia tiga puluh lima tahun nabi Muhammad saw. bersama-sama dengan orang-orang Quraisy diminta untuk memperbaiki Ka’bah.
Ketika pembangunan sudah sampai ke bagian Hajar Aswad, bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Pada akhirnya mereka sepakat menunjuk Muhammad saw. sebagai orang yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Rasulullah pun kemudian menyarankan suatu jalan keluar yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka.
Beliau mengambil selembar selendang, kemudian Hajar Aswad itu diletakkan di tengah-tengan selendang tersebut. Beliau lalu meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-lah yang kemudian meletakkan Hajar Aswad tersebut. Ini merupakan jalan keluar yang terbaik.
Seluruh kabilah setuju dan meridhai jalan keluar ini. Mereka pun tidak jadi saling menumpahkan darah. Sejak saat itu beliau dikenal di antara kaumnya dengan sifat-sifat yang terpuji. Para sahabat dan pengikutnya sangat menghormati dan mencintai beliau, sehingga beliau diberi gelar “al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya.
Mari kita teladani sifat jujur nabi Muhammad saw. dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika orang tua kita minta bantuan untuk membeli sabun mandi di warung, ada sisa uang pembelian harus dikembalikan kepada orangtua. Karena percayalah anak yang jujur pasti disayangi teman-teman, guru dan orang tua.

No comments: